Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantahan BPKAD DKI soal Temuan BPK Hanya Jadi Bahan Pertimbangan

Kompas.com - 07/08/2015, 09:01 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pansus Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) Triwisaksana memilih untuk tetap beracuan kepada hasil audit BPK terhadap anggaran DKI tahun 2014.

Bantahan-bantahan yang dilontarkan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budihartono saat rapat kemarin hanya menjadi bahan pertimbangan saja.

"Kita berpegang kepada audit BPK saja, itu kan sudah laporan resmi dari BPK. Walau ada bantahan nanti kita bisa pertimbangkan saja," ujar Triwisaksanadi ketika dihubungi, Jumat (7/8/2015).

Mengenai permintaan pihak eksekutif untuk dipertemukan dengan BPK, Sani (sapaan Triwisaksana) mengatakan, hal tersebut menunggu evaluasi dari rapat kemarin terlebih dahulu. Sebab, Pansus BPK sudah memiliki jadwal tersendiri untuk membahas temuan-temuan BPK ini.

Jadwal terdekat, minggu depan Pansus BPK akan kembali memanggil eksekutif untuk membahas temuan di lahan Sumber Waras. "Nanti kita evaluasi dululah soal bertemu dengan BPK, yang jelas agenda terdekat minggu depan soal sumber waras," ujar Sani.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budihartono membantah segala temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI soal aset di Mangga Dua yang dibicarakan dengan Pansus LHP BPK kemarin sore. Sebab, kenyataan di lapangan bisa saja berbeda dengan hasil audit BPK.

Heru mengatakan, harus dipastikan terlebih dahulu apakah seluruh lahan di Mangga Dua merupakan milil Pemda DKI. Jika ada yang bukan milik Pemda DKI, sudah sewajarnya Pemda DKI tidak memiliki sertifikat HPL itu.

Heru mengatakan, mungkin saja beberapa sertifikat HPL tidak dimiliki Pemda DKI. Tetapi dia memastikan bahwa lahan tidak dikuasai pihak lain.

Heru juga mengatakan, mungkin saja HGB di lahan tersebut tidak seluruhnya dimiliki Pemda DKI. Akan tetapi itu biasanya karena lahan tersebut berupa jalan, saluran, trotoar, hingga fasos dan fasum yang tidak mungkin memiliki HGB. Dia menduga, BPK tidak turun ke lapangan untuk mengecek kondisi sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com