Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perselisihan antara Pemprov DKI dan BPK Dinilai Membawa Dampak Positif

Kompas.com - 07/08/2015, 18:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perselisihan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dinilai akan membawa dampak positif terhadap transparansi proses audit keuangan daerah. Sebab, sikap ngotot yang diperlihatkan oleh Pemprov DKI dinilai mengindikasikan bahwa mereka ingin menunjukkan bahwa BPK bukanlah lembaga yang tanpa cela.

"Penting sekali buat BPK sesekali dikoreksi oleh pihak yang mereka audit. Selama ini kan mereka memiliki kewenangan yang besar dalam mengaudit. Belum pernah sebelumnya terjadi seperti yang dilakukan oleh Provinsi DKI," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, Jumat (7/8/2015).

Sebastian meyakini nantinya waktu yang akan membuktikan siapa yang benar. Ia menyatakan, saat ini Pemprov DKI boleh saja bersikap ngotot. (Baca: Wagub DKI Janji Perlihatkan Dokumen Pembelian Tanah di RS Sumber Waras)

Namun, apabila nantinya fakta membuktikan hasil temuan BPK ternyata benar, Sebastian berharap Pemprov DKI dapat mengakui kesalahan.

"Sebaliknya, kalau memang audit BPK yang salah, patut dipertanyakan juga selama ini prosedur yang dijalankan BPK dalam mengaudit," ujar dia.

Seperti diberitakan, BPK menemukan adanya indikasi kerugian negara atas hasil laporan keuangan Pemprov DKI tahun 2014, di antaranya dalam proses pengelolaan lahan aset Pemprov di Mangga Besar oleh PT Duta Pertiwi dan pembelian lahan milik RS Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat. (Baca: Ahok: Ada Nota Kesepahaman Gubernur dan Ketua DPRD soal Sumber Waras)

Temuan dari BPK ini ditindaklanjuti oleh DPRD yang kemudian membentuk panitia khusus untuk menyelidiki hasil temuan BPK yang menyebutkan adanya indikasi kerugian negara.

Sehubungan dengan sikap DPRD, Sebastian melihat hal tersebut sebagai upaya untuk mencari panggung. Hal itu untuk menutupi buruknya kinerja lembaga legislatif tersebut.

"DPRD selalu 'kebakaran jenggot' terhadap sepak terjang eksekutif di era Ahok ini. Mereka sudah kehilangan kepercayaan dari masyarakat," ucap Sebastian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com