Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persediaan Air di Jakarta Masih Aman

Kompas.com - 18/08/2015, 16:23 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Tri Djoko Sri Margianto memastikan kebutuhan air bersih di Jakarta masih cukup. Waduk Jatiluhur masih mampu menyediakan pasokan air bersih untuk warga Jakarta.

"Kita air baku mengandalkan dari Waduk Jatiluhur 16 meter kubik per detik. Pasokan air dari Tangerang termasuk kecil, untuk daerah Kebon Jeruk dan sekitarnya. Apalagi air bersih di Jakarta itu sebagian besar untuk konsumsi pribadi, bukan irigasi atau industri, jadi masih aman," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/8/2015).

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana untuk menghentikan pasokan air bersih yang biasa dibeli Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui instalasi pengolahan air (IPA) Serpong dan Cikokol. 

Menurut Tri, musim kemarau tidak berdampak pada ketersediaan air di Jakarta. Tetapi, karena mayoritas penggunaan air bersih untuk kalangan pribadi, kerugian tidak terlalu terasa. Hal ini berbeda dengan daerah lain yang banyak menggunakan air untuk irigasi dan kebutuhan industri.

Meski demikian, Tri mengungkapkan ada beberapa daerah di Jakarta Utara yang warganya masih harus beli air dirigen karena pasokan air PAM terdampak dari musim kemarau ini.

"Sampai batas tertentu, ya. Terganggu ada, sudah mulai antre di Jakarta Utara. Tapi air itu sendiri masih ada, walau memang harus beli dan agak mahal, misalnya dari Rp 10.000 jadi Rp 15.000," tutur Tri.

Tri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang daerah mana saja di Jakarta Utara yang pasokan air bersihnya terganggu. Namun, secara keseluruhan, pasokan air bersih di seluruh wilayah Jakarta masih mencukupi.

"Beli pun masih ada, tapi tidak sampai kehilangan (air). Harus nambah biaya. Ada juga yang disuplai. Tapi, dampaknya enggak sedrastis di daerah," ujar Tri.

Kompas Video Tangerang Selatan,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com