"Kalau saya mundur, bisa rusak semuanya. Jadi, saya tidak mau mundur dan tidak ada kata mundur buat saya," kata Basuki menegaskan di Balai Kota, Kamis (20/8/2015).
Menurut Basuki, pengelolaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jakarta semakin baik. Peraturan yang ditetapkan juga semakin ketat dengan menggunakan kartu identitas berbasis ATM.
Bahkan, lanjut dia, warga sudah takut menyewakan serta menjualbelikan unit rusun. Sebelum menerapkan aturan itu, kata Basuki, Pemprov DKI melepas 2.000 unit.
Namun, dalam waktu satu minggu, unit-unit rusun itu sudah berpindah tangan. "Makanya, saya tetapkan, orang-orang yang marah itu orang-orang yang mainin rusun," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Untuk memperbaiki sistem yang ada di rusunawa, semua oknum Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI yang "bermain" telah dipecat, mulai dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) rusun yang ditengarai menghambat relokasi warga, staf, hingga Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Yonathan Pasodung.
Setelah wilayah Kampung Pulo rampung ditertibkan, Basuki berharap warga Bukit Duri dan sekitarnya bisa merasakan perubahannya.
"Padahal, sebelumnya saya sudah janji sama orang Kampung Pulo kalau mau pindah ke rusun, akan saya bangun sheet pile (dinding turap) di sana dan warga juga bisa tinggal di rusun sampai tujuh turunan," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.