"Aksi ini tidak akan berakhir, kita akan ziarahi rumahnya di Pantai Mutiara (Pluit). Kenapa? karena rasa kemanusiannya sudah mati, itu yang membuat kita ingin menziarahinya," kata Tegar setelah melakukan orasi. (Baca: Seorang Pria Asing Penasaran Aksi "Lawan Ahok" di Rumah Dinas Gubernur DKI)
Menurut Tegar, tujuan orasi di rumah dinas maupun rumah pribadi mantan Bupati Belitung itu adalah untuk mengkritik kekerasan yang dilakukan Pemprov DKI dalam melakukan penataan kota.
Namun Tegar belum bisa memastikan kapan kelompoknya akan menyambangi rumah Basuki di Pluit. "Jadwal pastinya masih belum ada. Kita masih dalam tahap mengatur waktunya karena kegiatan kita yang lain juga ada seperti membantu warga Bidaracina dan lainnya yang akan digusur. Tetapi mendatangi rumahnya akan kita lakukan dalam waktu dekat, bulan-bulan ini," kata dia.
Pada aksi Jumat ini, sejak pukul 10.00 WIB puluhan partisipan gerakan "Lawan Ahok" memadati kawasan Jalan Taman Suropati, lokasi rumah dinas Gubernur DKI Jakarta.
Mereka membawa spanduk dan karton bergambar karikatur Basuki yang memiliki tanduk di kepalanya. Tulisan penolakan dan kecaman terhadap Basuki pun menjadi atribut aksi mereka.
Setelah berorasi yang diselingi dengan pagelaran silat, barongsai, dan ondel-ondel, pukul 11.30 WIB mereka pun membubarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.