Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pengojek Pangkalan dan Aplikasi Berdampingan

Kompas.com - 31/08/2015, 06:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari belasan motor tampak berjajar di sekitar gardu di Jalan Taman Rasuna Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, itu. Gardu tersebut merupakan pangkalan ojek Dragon PO.

Pangkalan ojek itu sudah ada sejak 2000 lalu. Setelah 15 tahun terbentuk, kini anggotanya berjumlah 20 orang. Mereka tinggal di sekitar pangkalan tersebut, yakni Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Dari 20 orang anggota pangkalan ojek Dragon PO, 12 di antaranya sudah bergabung dengan ojek aplikasi yang kini tengah menjadi sorotan, sedang delapan lainnya memilih tetap menjadi pengojek pangkalan.

“Setengahnya lebih udah gabung, ada yang ke Go-Jek, ada yang ke Grab Bike. Tapi ada juga yang tetep di sini (pangkalan),” ujar Hardiyono (35), salah satu anggota pangkalan ojek Dragon PO, kepada Kompas.com, Minggu (30/8/2015).

Hardiyono adalah salah satu pengojek Dragon PO yang kini bergabung dengan Go-Jek. Ia bergabung dengan salah satu perusahaan ojek aplikasi tersebut sejak bulan lalu. Menurutnya, ia tidak punya pilihan untuk tidak bergabung.

“Mau gak mau harus ikutlah, abis diambil-ambilin yang online. Penumpang pada naiknya Go-Jek sama Grab Bike, terpaksa kita harus ikut arus,” kata bapak dua anak itu.

Hardiyono bercerita, menjadi pengojek aplikasi terasa lebih melelahkan dibandingkan dengan pengojek di pangkalan. Ia harus datang menjemput penumpang di tempat tertentu sebelum mengantarkan mereka ke tempat tujuan.

Hal ini berbeda dengan ojek pangkalan yang tinggal menunggu penumpang datang. Selain itu, hal lain yang membuatnya lelah adalah ketika calon penumpang membatalkan orderan mereka, padahal pengojek sudah berangkat menjemput.

Diakui Hardiyono, pendapatannya sebagai pengojek aplikasi tidak jauh berbeda dengan pengojek pangkalan sebelum ojek aplikasi itu ada. “Sama sih penghasilannya sama ojek pangkalan, tapi sebelum ada online (aplikasi),” tuturnya.

Berdampingan

Meski Hardiyono dan beberapa pengojek lainnya sudah bergabung dengan ojek aplikasi, namun mereka tetaplah anggota pangkalan ojek Dragon PO. Setiap hari mereka tetap nongkrong di pangkalan. “Mangkal di sini (pangkalan) aja gak apa-apa sambil nunggu orderan,” kata Hardiyono.

Pengojek lainnya, Zulfandi (50),  yang memilih tetap menjadi ojek pangkalan, menjelaskan mengapa mereka bisa akur dan tetap hidup berdampingan.

Menurutnya, sebelum teman-teman di pangkalan mereka bergabung dengan ojek aplikasi, mereka sudah sering berkumpul di tempat yang sama. Karena sering berinteraksi, secara alamiah mereka pun tergabung menjadi ojek pangkalan Dragon PO.

Sehingga, meski teman-temannya bergabung dengan ojek aplikasi, tidak berarti mereka hidup bermusuhan. Lagipula, kedua belah pihak merasa saling diuntungkan.

“Kan awalnya kalau semua masih di sini pendapatannya bagus, hampir merata semua, tapi setelah ada ojek online berkurang. Tapi setelah sebagian gabung ojek online sama aja jadinya, kan di sini jadinya berkurang orangnya, ngantrenya gak kayak dulu,” terang Zulfandi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com