Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan penerapan sistem tersebut seiring dengan akan segera dihapuskannya sistem setoran di trayek tersebut.
Nantinya, kopaja akan menerima pembayaran rupiah per kilometer dari PT Transjakarta. Sedangkan para sopir-sopirnya akan menerima gaji bulanan.
"Pelayanan angkutan umum itu bisa diatur dengan baik kalau sopir-sopir tidak lagi diwajibkan nyetor, tapi digaji. Karena pelayanan umum itu harusnya tidak tergantung penuh atau tidaknya penumpang. Tapi harus sesuai dengan jadwal yang diinginkan penumpang. Semua itu akan kita mulai di kopaja trayek S-66," kata Kosasih di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Menurut Kosasih, pemilihan trayek S-66 telah sesuai dengan dengan kajian yang dilakukan oleh konsultan transportasi yang bekerja sama dengan mereka, Indonesia Infrastructure Initiative (INDII).
Penghapusan sistem setoran di trayek ini merupakan bagian dari rencana penghapusan sistem yang sama pada layanan bus reguler non-busway di seluruh Jakarta.
"Kalau semua transportasi di Jakarta bisa dimanage dengan rupiah per kilometer, pengusaha mendapat kepastian. Asal ikut aturan. Semua pasti untung, termasuk sopir dan penumpang. Di luar negeri seperti itu. Sopirnya digaji," ujar Kosasih.
Menurut Kosasih, sampai sejauh ini INDII masih mematangkan mengenai jenis bus maupun tempat pemasangan mesin tiket elektronik.
"Jenis bus ada beberapa opsi. Satu bus sedang deck tinggi atau bus sedang deck rendah. Kalau metode pembayaran nanti tetap ada tapping. Ada beberapa metode yang sedang dikaji. Satu tapping di halte atau di dalam bus," papar Kosasih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.