Dengan demikian, lajur jalan yang ada di sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin, tepatnya dari Senayan hingga ke Bundaran HI, masih akan seperti yang ada saat ini.
Direktur Konstruksi PT MRT Muhammad Nasyir mengatakan, tidak adanya penambahan area kerja disebabkan tidak adanya lagi metode cut and cover. Sebab, pengeboran akan menggunakan tunnel boring machine (TBM).
"Jadi, meskipun di bawah ada pengeboran, situasi di atas masih sama seperti yang ada saat ini," ujar Nasyir kepada Kompas.com, Senin (21/9/2015).
Cut and cover adalah metode penggalian tanah yang digunakan dalam proyek pembangunan stasiun-stasiun bawah tanah.
"Kalau pembangunan jalurnya saja, tanpa stasiun, cukup dengan tunnel boring machine. Tidak perlu dengan cut and cover. Tetapi, untuk stasiun, harus dengan cut and cover," ucap Nasyir.
Sebelumnya, Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Masdes Arroufi menyatakan, pengurangan lajur di sekitar area pengeboran hanya dilakukan selama acara peresmian dimulainya proyek pengeboran oleh Presiden Joko Widodo.
Acara peresmiannya sendiri telah dilakukan tadi siang. Selama peresmian, lajur jalan di sekitar Patung Pemuda di Bundaran Senayan, baik lalu lintas dari arah Jalan Jenderal Sudirman maupun dari Jalan Sisingamangaraja, menciut dari tiga lajur menjadi dua lajur. "Setelah acara, semuanya normal kembali," kata Masdes.
Proyek pengeboran terowongan bawah tanah untuk jalur bawah tanah MRT direncanakan akan berlangsung hingga Desember 2016. Secara keseluruhan, ada empat TBM yang akan dioperasikan secara bertahap.
Keempatnya akan digunakan untuk membangun terowongan bawah tanah dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI.
Dalam pengoperasiannya, dua TBM akan memulai penggalian dari Bundaran Senayan, sedangkan dua lagi akan memulai penggalian dari Bundaran HI.
Keempat mesin diprediksi akan "bertemu" di area Setiabudi pada Desember 2016 saat pembuatan terowongan rampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.