"Sehabis membunuh, saya hanya di sekitar rumah saja," kata Ali di Jakarta, Senin (28/9/2015). Ali hanya memikirkan untuk menjual ponsel milik Asep dan membayar utangnya. Bahkan, alibi pun tidak dipersiapkan secara matang oleh Ali.
Saat ditangkap di jalan, Ali tak merasa ketakutan. Ia mengelak dan berpura-pura tak ada kejadian sedikit pun.
"Waktu tertangkap dia bilang, 'Ada apa ini, ada apa? Kenapa rame-rame?" kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Jakarta, Senin.
Selain itu, Ali mengakui bahwa aksi perampokannya telah direncanakan sejak Selasa (22/9/2015) sore.
"Sudah direncanain lama, pas Selasa sore. Pas waktu perampokan nunggu dulu dari 02.30 WIB sampai 03.30 WIB," kata Ali. (Baca: Pembunuh Petugas Parkir Senayan City Dikenai Pasal Pembunuhan Berencana)
Ia menunggu untuk memastikan situasi di tempat parkir tersebut sepi. Salah satunya yaitu lampu hemat energi di Mal Senayan City sudah diaktifkan. "Sudah tahu jalurnya, jadi enggak merampok ke tempat lain. Saat bunuh juga sadar," kata Ali.
Pembunuhan Ali terungkap lewat scientific investigation yang dilakukan polisi. Beberapa bercak darah Asep yang tertinggal di sepatu, celana, dan baju Ali menjadi petunjuk polisi untuk menetapkan Ali sebagai tersangka pembunuhan Asep.
Ali melakukan perampokan sekaligus pembunuhan terhadap Asep Suryadi di tempat parkir basement B1 Senayan City, Rabu (23/9/2015). Ia mengambil uang parkir Rp 2.300.000 dan ponsel milik Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.