Setiap hari, puluhan ribu anjing untuk konsumsi masuk ke Jakarta tanpa keterangan yang jelas.
"Sebanyak 40.000 anjing per hari yang masuk ke Jakarta. Kami sangat memerhatikan ini karena sejak 2004 Jakarta sudah bebas rabies," kata Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Pemprov DKI Jakarta, Darjamuni, di kantor Dinas KPKP DKI Jakarta, Jalan Gunung Sahari Nomor 11, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
Menurut Darjamuni, mayoritas anjing konsumsi yang dipasok ke Jakarta berasal dari daerah Sukabumi.
Hal ini memunculkan kekhawatiran terhadap sejumlah penyakit dari anjing karena Sukabumi merupakan daerah endemik rabies.
"Sukabumi itu asalnya. Padahal, (Sukabumi) endemik rabies. Oleh karena itu, daging anjing harus diperiksa," ujarnya.
Ada sejumlah aspek yang akan dikaji menjadi materi pergub tersebut. Aspeknya terdiri dari tempat penjualan daging anjing konsumsi, tempat asal, dan surat keterangan sehat untuk anjing yang akan dikonsumsi.
"Kalau dari data awal, yang banyak itu di Cililitan. Saya akan atur tata caranya dulu, minimal di tempat-tempatnya (berjualan). Kita akan biarkan di situ, tetapi tetap terpantau. Terus, dia harus jelas asalnya dan ada surat keterangan sehat. Permasalahannya juga termasuk cara memotongnya. Itu kebanyakan kan tidak dipotong sebagaimana mestinya," kata Darjamuni.
Kebiasaan konsumsi daging anjing telah lama ada di Jakarta. Bahkan, menurut data Dinas KPKP, Jakarta dan Solo merupakan kota dengan warga terbanyak dalam hal mengonsumsi daging anjing, dibanding kota-kota lain di Pulau Jawa.
Namun, asal dan kondisi kesehatan daging anjing yang dikonsumsi itu tidak diketahui secara pasti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.