Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diminta Optimalkan APBD ketimbang Andalkan CSR

Kompas.com - 08/10/2015, 14:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih menanggapi soal penyerapan anggaran DKI, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana menilai pembangunan dengan sumbangan dari coorporate social responsibility (CSR) sebuah perusahan tidak selamanya baik. Pemerintah Provinsi DKI tetap membutuhkan dana dari anggaran pendapatan dan bepanja daerah (APBD) untuk melakukan pembangunan.

"Makanya saya tidak sepakat dengan bahwa pemerintah atau kepala daerah tidak butuh APBD, bahwa pembangunan bisa dilakukan dan didapatkan dari dana CSR atau sebagainya," ujar Sani (sapaan Triwisaksana) di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (8/10/2015).

"Menurut saya, itu pembebanan pada masyarakat atas nama ketidakmampuan untuk memaksimalisasi APBD," ujar Sani.

Sebab, masyarakat tetap berkewajiban membayar pajak. Akan tetapi, pajak yang dibayarkan oleh masyarakat tidak dikembalikan dalam bentuk pembangunan. Sebaliknya, pembangunan justru dilakukan dengan bantuan CSR. Dana APBD yang berasal dari pajak masyarakat itu pun tak terpakai dan tidak terserap dengan baik.

Apalagi, kata Sani, bantuan CSR sarat akan kepentingan. Sulit untuk memastikan apakah CSR yang diterima oleh Pemerintah Provinsi DKI sesuai dengan nilai yang seharusnya. Sebab, pemberian CSR juga memiliki aturan yaitu 2,5 persen dari profit perusahaan.

"Gimana kita bisa memastikan dana CSR tidak melampuai budget-nya 2,5 persen dari net profit perusahaan? Karena kalau melampaui itu bukan CSR lagi, itu pembebanan kepada perusahaan," ujar Sani.

Sehingga, Sani menyarankan kepada Pemerintah Provinsi DKI untuk optimal dalam menggunakan dana APBD. Dengan demikian, Pemprov DKI bisa meningkatkan penyerapan anggarannya dan tidak lagi berada pada posisi bawah di Indonesia dalam hal penyerapan. Selain itu, masyarakat bisa merasakan secara langsung pajak yang mereka bayarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com