Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sembuh-Sakitnya, Hidup-Matinya Pasien Kan Bukan di Tangan Dokter"

Kompas.com - 30/11/2015, 10:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Awal Bros berkali-kali diprotes oleh mantan pasiennya terkait SOP penindakan di rumah sakit tersebut.

Salah satu pasiennya adalah Falya Raffani Blegur (1), yang meninggal setelah diberi antibiotik dari rumah sakit.

Anak lainnya, Samuella Yerusallem (7) juga menderita cacat permanen di bagian dagu setelah ditangani dokter di RS tersebut.

Kedua keluarga memilih menempuh jalur hukum. Keluarga Falya melaporkan RS Awal Bros ke Polda Metro Jaya. Sedangkan proses hukum kasus Samuella telah masuk dalam pengadilan.

Diterpa masalah bertubi-tubi, Manajer Pemasaran RS Awal Bros Yadi Hariadi mengatakan, pihaknya meminta masyarakat paham bahwa dokter tidak pernah bisa menjamin kesembuhan.

"Semua dokter enggak ada yang bisa jamin pasiennya pasti sembuh. Ke dokter ini kan upaya saja dan dokter hanya menjalankan sesuai keilmuan dia. Sembuh sakitnya, hidup matinya pasien kan bukan di tangan dokter," ujar Yadi ketika dihubungi, Minggu (29/11/2015).

Menurut Yadi, setiap dokter pasti akan mengusahakan kesembuhan untuk pasiennya. Hal yang sama pasti dilakukan para dokter di RS Awal Bros terhadap pasiennya, Falya dan Samuella.

Namun, Yadi meminta keluarga tidak terus menyalahkan dokter jika kesembuhan tak kunjung datang.

"Orang sehat lagi tidur kalau sudah waktunya meninggal ya meninggal. Kalau gitu siapa yang disalahkan? Kasur?," ujar Yadi.

"Kalau begini caranya sedikit-sedikit dokter disalahkan, rumah sakit disalahkan karena enggak bisa menjamin kesembuhan, siapa generasi berikutnya yang mau jadi dokter?" ujar dia.

Namun, Yadi mengatakan, pihaknya mencoba memahami psikologis pasiennya.

Yadi paham setiap pasien di rumah sakit berharap kesembuhan dari dokter di rumah sakit. Apalagi mereka telah mengeluarkan banyak uang untuk kesembuhan keluarganya.

Itulah sebabnya RS Awal Bros hanya bisa menghadapi saja terpaan gugatan yang dilayangkan mantan pasien kepada institusinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com