Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metromini Berulah Lagi, Ini Tanggapan Kapolda Metro

Kompas.com - 16/12/2015, 14:56 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bus metromini kembali memakan korban jiwa. Metromini B92 (Ciledug-Grogol) menabrak ibu dan anak di Meruya Utara, Jakarta Barat, Rabu (16/12/2015) pagi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian angkat bicara tentang kecelakaan tersebut. Menurut dia, standar kelayakan bus metromini jauh dari optimal.

"Tadi disebut ada istilah Pak Yayat (pengamat perkotaan), (Metromini) PT Banci. Dia badan hukum Metromini, tapi pengelolanya dikelola perorangan. Problemnya, standarnya kurang bagus, kemudian pengawasan kendaraan juga enggak bisa maksimal," kata Tito dalam acara diskusi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

Kurangnya pengawasan berdampak pada pemeriksaan uji kelayakan kendaraan. Kerap kali masyarakat menjumpai bus metromini dengan kondisi tak laik jalan.

"Kelayakan metromini harus tepat. Artinya, betul-betul diperiksa berapa bulan sekali, dan ini betul-betul ditegakkan," tegas Tito.

Menurut Tito, perlu langkah komprehensif untuk menyelesaikan transportasi publik di Jakarta.

Khusus metromini, Tito meminta sebaiknya dikelola dengan badan hukum jelas yang memiliki kewenangan pengelolaan penuh terhadap semua metromini.

"Jangan sampai dikelola perorangan," tegas Tito.

Sebelumnya, bus metromini B92 Ciledug-Grogol menabrak ibu dan anak di Meruya, Jakarta Barat, Rabu. Bus yang dikemudikan Denny Irawan (36) tersebut berkecepatan tinggi dan diduga remnya blong.

Akibatnya, sang anak, Azam Plamboyan (7), meninggal dunia dan ibunya, Muntirasih (35), mengalami luka parah. Sementara itu, Denny Irawan sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com