Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korps Marinir: Ulah Oknum, Jangan Disamakan dengan Ribuan Marinir

Kompas.com - 13/01/2016, 12:12 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korps Marinir mengakui pemukul bocah T di Cilandak, Jakarta Selatan, adalah anggotanya. Namun, mereka berharap masyarakat tidak menyamakan tindakan tersebut dengan tindakan anggota Marinir secara keseluruhan.

"Itu ulah oknum, jangan kemudian disamakan dengan ribuan Marinir," kata Kepala Pusat Penerangan Korps Marinir Letnan Kolonel Suwandi di markas besarnya, di Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).

Menurut Suwandi, korpsnya cukup rutin melakukan pembinaan terhadap para prajurit. Pembinaan yang dilakukan seperti diwajibkan untuk mengikuti ceramah-ceramah keagaamaan maupun pemberian materi tentang peraturan hukum.

Ia menyebut pembinaan tersebut dilakukan untuk mencegah kejadian seperti yang terjadi di Cilandak. "Tapi kalau masih saja terjadi, tentu itu di luar kemampuan kita," ujar dia.

Anggota marinir yang memukul bocah di Cilandak disebut berinisial AM. Adapun korbannya diketahui berinisial T (12).

Peristiwa terjadi pada Minggu (10/1/2016). T dipukul karena dituduh mencuri burung di Komplek TNI di Jakarta Selatan.

Akibat kejadian tersebut, T dirawat di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu. Ia mengalami luka penganiayaan di punggung dan kepala.

Suwandi menyebut jajarannya sudah menjenguk T dan menyampaikan maaf kepadanya dan keluarganya secara langsung.

Selain itu, Suwandi juga menyatakan pihaknya akan menanggung semua biaya perawatan T.

"Kami juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat," kata dia.

Suwandi mendoakan agar T bisa cepat sembuh dan segera menjalankan aktivitas kesehariannya tanpa mengalami trauma.

Untuk AM, saat ini masih menjalani pemeriksaan. Suwandi menyatakan kemungkinan akan ada sanksi tegas terhadap AM.

"Untuk menegakan disiplin, yang bersangkutan kita proses sesuai prosedur yang berlaku agar prajurit uang lain tidak melajukan hal yang sama," kata dia.

Namun, karena penyelidikan masih berlangsung, Suwandi mengaku belum bisa memastikan bentuk sanksi yang akan diberikan. Menurut dia, sampai saat ini Korps Marinir baru mendapatkan informasi hanya dari AM.

"Kan tidak boleh hanya dari satu sisi saja. Kita juga menanyakan korban dan keluarganya. Tapi untuk sementara ini kan korban masih menjalani perawatan," ujar Suwandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com