Hal ini disampaikan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bidang politik dan keamanan negara, Hermawan Sulistyo, dalam acara seminar dan presentasi bertema "Bom Thamrin dan Database Bom" di Gedung LIPI, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2016).
"Tipe bom Thamrin sama dengan bom Mapolresta Cirebon tahun 2011, dikasih paku dan baut," kata Hermawan.
Hermawan menengarai, bom yang digunakan Afif satu jaringan dengan bom di Cirebon.
"Bahan dasarnya itu apa, saya belum tahu. Kalau bom yang kecil (di Thamrin) itu bondet atau bom ikan," ujar pria yang juga bekerja di Puslibang Polri itu.
Menurut Hermawan, siapa saja bisa membuat bondet dengan mudah. Bom ini sudah biasa digunakan nelayan di pesisir untuk menangkap ikan.
Hermawan menilai, pola serangan teror di Thamrin berbeda dengan kejadian teror di Paris, Perancis. Di Paris, pelaku teror memberondong sipil. Sementara itu, menurut dia, pelaku teror di Indonesia lebih menyasar polisi.
"Senjata mereka (di Paris) dahsyat. Ya tetapi polanya mirip-mirip ya. Jadi, kalau kita lihat, ada bom kecil, gede, mancing orang, begitu keluar, (senjata) diberondongkan di gedung konser itu," ujar Hermawan.
Seminar ini dihadiri AKBP Untung Sangaji, instruktur tembak di Direktorat Kepolisian Air Polri; dan Ipda Tamat, anak buah Untung. Keduanya terekam kamera menembak Afif di halaman parkir Starbucks Coffee, Jalan MH Thamrin.