Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kue Keranjang Ny Lauw yang Selalu Dicari

Kompas.com - 09/02/2016, 15:06 WIB
TANGERANG, KOMPAS - Kue berwarna coklat hingga coklat tua ini sangat lengket. Berbentuk bulat, rasanya manis, legit, dan tahan lama.

Meski terlihat sederhana, kue keranjang mengandung makna mendalam, yakni simbol harmonisasi keluarga.

Kue bundar itu melambangkan lingkaran keluarga yang selalu lengket, awet, dan menjalin hubungan mesra nan manis.

Situs Kuekeranjang.org menyebutkan, kue keranjang memiliki nama asli nian gao atau ni-kwe.

Kue ini disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali menjelang tahun baru Imlek.

Disebut kue keranjang karena dicetak dalam sebuah keranjang.

"Dulunya kami menggunakan keranjang dari anyaman bambu. Namun, karena (keranjang bambu) sulit dicari dan harganya mahal, kami menggantinya dengan keranjang dari plastik," papar Ny Siti Lauw atau Lauw Nyim Keng (91) di rumahnya di Jalan Lio Baru, Neglasari, Kota Tangerang, Rabu (3/2).

Lauw adalah salah satu pembuat kue keranjang tertua di Tangerang.

Kue keranjang selalu dicari orang setiap menjelang perayaan Imlek. Kue ini terbuat dari beras ketan putih dan gula pasir.

Tepung beras yang diaduk dengan gula pasir itu diletakkan dalam wadah keranjang kecil bundar beralaskan daun pisang dan selanjutnya dikukus.

Selain suguhan untuk keluarga dan tamu, kue ini juga digunakan dalam ritual persembahyangan. Untuk persembahyangan, kue ini disusun berbentuk seperti menara.

"Kue keranjang yang terdiri dari tiga susun ini khusus untuk persembahan kepada dewa atau Tuhan. Sementara kue dengan susun tujuh dan sembilan untuk persembahan kepada leluhur," tutur Lauw, yang masih bisa berkomunikasi di usianya itu.

Sebulan sebelumnya

Setiap sebulan menjelang Imlek, gudang dan dapur Ny Lauw Tua, sebutan bagi Siti Lauw, selalu berdenyut dari subuh hingga sore hari.

Puluhan pekerja, yang sebagian besar perempuan, memenuhi gudang depan rumah, tempat pengolahan beras ketan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com