Ia tinggal berdua ibunya sejak orangtuanya bercerai. (Baca: Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Bocah Asal Depok Kerap Diomeli Ibunya).
Menurut Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, perceraian orangtua tersebut diduga menjadi penyebab hubungan JA dengan keluarganya tidak lagi wajar dan harmonis.
Dulunya, kata dia, keluarga JA tergolong keluarga mampu dari segi ekonomi. Hal itu masih tampak dari kondisi rumahnya di Lubang Buaya.
Namun, sejak ayah JA meninggalkan mereka, kondisinya keluarga itu berubah.
"Sekarang ibunya cuma pembantu rumah tangga karena ditinggal bapaknya Begeng (JA) dan sudah bercerai," kata Teguh, Selasa (9/2/2016).
Hari ini, polisi memeriksa M sebagai saksi dalam kasus penculikan dan pembunuhan yang diduga melibatkan JA tersebut.
Menurut Teguh, selama ini JA kerap dimarahi ibunya, M. Ia mengatakan bahwa sang ibu mengaku kerap menasihati JA agar tidak luntang-lantung tanpa tujuan hidup yang jelas.
"Dari keterangan tetangga, si ibu memang sering teriak-teriak omelin Begeng (JA). Sebab Begeng (JA) orangnya cuek dan tak acuh," sambung Teguh.
Bahkan, menurut Teguh, M kini terkesan acuh dan tak peduli akan perbuatan yang dilakukan JA. Ia tidak menunjukkan kekecewaan akan perbuatan yang dilakukan anaknya.
Sementara itu, Kapolresta Depok Kombes Dwiyono mengatakan bahwa pihaknya melakukan pemeriksa fisik dan kejiwaan terhadap JA.
Pemeriksaan fisik dilakukan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa siang. (Baca: Komnas PA Nilai Ada Faktor Psikologis di Kasus Penculikan Anak di Depok).
Setelah itu, pemeriksaan kejiwaan dilakukan dengan mendatangkan psikolog dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Elizabeth Santoso.
"Pemeriksaan fisik dan kejiwaan juga melihat ada tidaknya kekerasan seksual yang dilakukan pelaku," kata Dwiyono, Selasa.
Menurut dia, sampai saat ini, hasil otopsi dari RS Polri Sukanto masih dianalisis untuk melihat ada tidaknya kekerasan seksual yang dilakukan pelaku.