Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan "Kerja Enak" di Kalijodo

Kompas.com - 24/02/2016, 08:23 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Daripada kerja di perusahaan, pergi pagi, pulang sore, jauh-jauh cuma dapat Rp 3,5 juta sebulan, enakan kerja di Kalijodo. Cuma jaga parkir tiap malam saja bisa dapat lebih banyak."

Demikian penggalan obrolan antara petugas posko relokasi warga Kalijodo dan warga yang bertanya soal pelatihan kerja yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Dari pengalaman selama ini, rata-rata warga yang sudah dilatih dan disalurkan bekerja di perusahaan mitra dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta malah rindu ke pekerjaannya yang lama. Hal itu disebabkan warga yang bersangkutan sudah terbiasa "kerja enak", dengan arti tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga, tetapi dapat uang lebih besar.

"Sering itu orang sudah bisa utak-atik mesin, sudah terampil, dikasih kerjaan di pabrik motor di Cikarang, enggak mau, katanya jauh, enggak jadi kerja jadinya," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pelatihan Kerja Daerah Jakarta Utara Sutanto kepada Kompas.com, Selasa (23/2/2016) siang.

Sutanto juga sering menemui warga yang sebenarnya sudah mendapat lowongan kerja di sebuah tempat yang menjanjikan, tetapi menolaknya hanya karena dia harus bangun lebih awal untuk bekerja.

"Katanya, capek, Pak. Saya kerja di hotel harus bangun 06.30 WIB. Padahal, banyak orang yang bangunnya lebih pagi, pukul 05.00 WIB," tutur Sutanto.

Sebagai gambaran, hingga Selasa siang, warga Kalijodo yang daftar untuk ikut pelatihan dan keterampilan sebagai persiapan untuk bekerja hanya dua orang.

Sebelumnya, ada beberapa warga lain yang ikut daftar, tetapi mereka malah membatalkan pendaftarannya itu. Petugas tidak mengerti apa yang membuat hanya sedikit warga mendaftar untuk ikut pelatihan.

Namun, bila dibandingkan dengan usaha warga di Kalijodo, penghasilannya memang bisa jadi lebih besar dari gaji karyawan maupun pegawai pada umumnya. Menurut Sutanto, perlu ada semacam revolusi mental untuk warga DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya sudah menyediakan banyak jalur bagi pencari kerja. Mereka yang belum punya keahlian akan dilatih hingga satu bulan lebih, lalu dipastikan langsung dapat pekerjaan.

"Kalau mau enaknya terus, ya susah," ujar Sutanto.

Usaha di Kalijodo pada masa jayanya memang sangat menjanjikan. Pemilik bangunan dengan 25 kamar kos di Kalijodo, Nani (30), mengaku bisa dapat Rp 10 juta sebulan hanya dari usahanya menyewakan kamar kos.

Sekarang, warga Kalijodo akan menjalani kehidupan baru, di tempat yang baru. Mereka juga akan membuat pilihan, apakah memilih berubah dan bekerja secara normal atau malah kembali membuka usaha tempat karaoke, menjual minuman keras, rumah bordil, perjudian, dan hal serupa di tempat lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com