JAKARTA, KOMPAS.com - Perputaran uang di Kalijodo cukup menjanjikan. Tak heran peluang itu banyak dimanfaatkan warga di luar untuk mengais rejeki di sekitar Kalijodo.
Kini para pelaku usaha itu mulai kebingungan, akibat adanya penertiban di Kalijodo. Mereka tak dapat berbuat apa-apa, ketika 'lahan duit' nya akan diratakan dan dijadikan ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pelaku usaha itu hanya bisa gigit jari. Kondisi ini menimpa Muji (44). Pedagang jamu itu telah menjajakan dagangannya selama 20 tahun dengan berkeliling kawasan Kalijodo.
Setiap pagi dan malam hari, wanita ini selalu mengayuh sepedanya yang berisi botol-botol jamu ke tiap sudut pemukiman warga. Namun, saat kembali datang ke Kalijodo kemarin, Muji tak banyak melayani para pelanggannya.
Kedua matanya lebih banyak menatap aktivitas warga Kalijodo yang sedang mengemas barang untuk diangkut ke Rusunawa Marunda. Tak jarang, Muji pun memanfaatkan sisa waktunya untuk berceloteh dengan warga Kalijodo yang telah dianggap sebagai bagian dari keluarganya.
Meski bakal diselimuti rasa rindu, tapi Muji cuma berharap agar warga Kalijodo bisa memiliki hidup lebih baik lagi. "Ya... tetapi enggak apa-apalah. Mudah-mudahan keluar dari sini (Kalijodo) bisa dapat hidup yang lebih baik dan pekerjaan tetap," kata Muji saat ditemui di Kalijodo, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2016).
Pilu ini tak hanya harus diterima oleh Muji. Cindy (37), tukang kredit yang sudah mengais rezeki di kawasan Kalijodo selama 11 tahun pun turut merasakan kesedihan tersebut.
Dia bahkan kebingungan karena para pelanggannya yang telah pergi, belum melunasi utangnya. Rata-rata pelanggannya merupakan pekerja kafe dan wisma di Kalijodo. Satu per satu pelanggannya mulai menghilang tanpa ada kabar semenjak isu penertiban di kawasan yang terkenal akan hiburan malamnya.
Nilai cicilan yang belum dilunasi pelanggannya itu tak sedikit, diperkirakan mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta. Namun, Cindy hanya bisa pasrah mengetahui hutang-hutang tersebut tidak dilunasi.
Kini, para pelaku usaha di Kalijodo terpaksa harus kehilangan lahan pencarian uangnya. Mereka harus membuka lembaran barunya dengan mendagangkan jualannya ke wilayah-wilayah lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.