Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunny, "Anak Magang" yang Jadi Penghubung Ahok dengan Pengusaha

Kompas.com - 12/04/2016, 08:09 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Sunny Tanuwidjaja ramai dibicarakan orang semenjak dia dicegah ke luar negeri. Statusnya yang merupakan orang di lingkaran dalam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi hal yang menarik perhatian.

Orang dekat Ahok (sapaan Basuki) itu dicegah karena diduga terkait dengan kasus suap penyusunan rancangan peraturan daerah soal reklamasi Teluk Jakarta yang sedang dibahas Balegda DPRD DKI. Ahok telah menjelaskan bahwa status dan kewajiban Sunny sebenarnya mirip dengan anak magang.

"Dia itu sama seperti anak magang, enggak ada desk job, semua orang bebas di rumah saya, enggak digaji. Dia ikut saya untuk kerjain disertasinya," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu lalu.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melayangkan permohonan pencegahan ke luar negeri terhadap Sunny menyatakan bahwa Sunny merupakan staf khusus Ahok.

Pencegahan terhadap Sunny, menurut KPK, terkait dengan dugaan suap dalam proses penyusunan rancangan peraturan daerah (raperda) proyek reklamasi. Kasus dugaan suap itu  telah menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Ahok mengatakan, keberadaan Sunny di sampingnya dalam rangka menyelesaikan disertasi doktoralnya di salah satu universitas di Illinois, AS. Disertasinya membahas tentang sepak terjang Ahok dalam dunia politik.

"Dia mau ikutin karier saya sampai bisa terpilih lagi. Saya kan dianggap cuma anak hoki. Kalau enggak ada Jokowi, saya enggak bisa jadi gubernur. Nah, dia mau teliti bisa enggak Ahok jadi gubernur lagi," ujar Ahok.

Pengakuan Sunny

Selama sepekan, informasi mengenai Sunny berkembang liar tanpa terkonfirmasi. Sunny tidak menampakkan diri. Senin kemarin merupakan hari kali pertama Sunny muncul ke publik setelah hampir sepekan dicegah. Sunny datang ke Balai Kota DKI Jakarta.

Dia bertemu Ahok di sana. Saat keluar dari kantor Ahok, satu per satu pertanyaan tentang dirinya dijawab. Salah satunya adalah mengenai statusnya. Sunny mengaku memang sedang membuat disertasi mengenai Ahok. Namun, disertasi itu sudah lama tak diurus dan sekarang ditunda.

"Disertasi itu dulu, jadi pertama kali bantu Pak Gubernur salah satu tujuannya adalah mempelajari beliaulah gitu. Bagaimana dia berpolitik, bagaimana dia berhubungan dengan pengusaha dan politisi. Tapi sementara soal disertasi masih pending, belum selesai," ujar Sunny.

Menurut Sunny, tidak ada jabatan atau status yang tepat untuk mendeskripsikan tugas pokoknya di sekitar Ahok. Dia mengaku posisinya lebih sebagai penasihat.

"Sebenarnya enggak ada status (dengan) nama tertentu ya. Pokoknya tugas saya adalah bantu Pak Ahok, kasih dia masukan seperti itu aja," ujar Sunny.

Pada kenyataannya, tugas Sunny jauh dari urusan disertasi. Ia lebih sering menjadi penghubung Ahok dengan para pengusaha. Salah satu pengusaha yang sering dia jadwalkan bertemu Ahok adalah Chairman Agung Sedayu Group, Aguan Sugianto.

Sunny mengaku sering mengatur pertemuan antara Ahok dan Aguan, minimal sebulan sekali.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com