Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Tegaskan Akan Hapus "3 in 1"

Kompas.com - 14/04/2016, 08:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan tetap akan menghapus kebijakan "3 in 1". Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, instansinya akan memutuskan penghapusan kawasan 3 in 1 pada Kamis (14/4/2016) ini pukul 10.00 WIB.

Dia berharap kepolisian sepakat menghapus 3 in 1 dan membantu sterilisasi jalur Transjakarta.

"Kami inginya dihapus saja. Kalau tidak bisa memberi pahala melalui pengurangan kemacetan, lebih baik tidak mencari dosa dengan membiarkan joki dan ekspolitasi anak berkeliaran," kata Andri saat dihubungi wartawan Rabu.

Peraturan 3 in 1, yang mewajibkan kendaraan pribadi roda empat minimal berpenumpang tiga orang ketika melintas di jalan-jalan protokol pada jam-jam tertentu di pagi dan sore hari sudah lama berlaku di Jakarta.

Mantan Camat Jatinegara itu menyatakan, kebijakan tersebut tidak berdampak kawasan 3 in 1 jadi bebas dari kemacetan. Justru, kata dia, kebijakan itu membuat ketertiban lalu lintas terganggu.

Gangguan itu antara lain, berhentinya kendaraan pribadi saat memasuki kawasan 3 in 1 untuk menaikkan joki, banyak mobil yang menunggu waktu 3 in 1 habis, hingga eksploitasi anak ketika 3 in 1 diberlakukan. Belum lagi saat penertiban dilakukan para joki berlarian tunggang langgang.

Berdasar hasil survei terhadap 4.000 koresponden pengguna 3 in 1, mereka menginginkan 3 in 1 dihapus dengan syarat ada perbaikan layanan angkutan umum. Karena Dinas Perhubungan dan Transportasi menambah 140 unit bus Transjakarta di koriodor I (Blok M-Kota) agar pengguna kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan Transjakarta.

"Nah kalau polisi membantu sterilisasi jalur Transjakarta, minimal sebelum masuk koridor I, kami pikir jam tunggu kedatangan bus bisa mencapai 1-2 menit. Sekarang masih 5-10 menit," kata Andri.

Ia  tak menampik ujicoba penghapusan 3 in 1 membuat kawasan itu semakin macet. Karena itu, Dishubtrans DKI juga akan mempercepat waktu lampu merah.

Sementara kawasan yang tidak macet akan diperlama waktu lampu merahnya.

"Hasil evaluasi ujicoba penghapusan (3 in 1) memang menambah volume kendaraan, tapi jalur kolektornya longgar kok," kata Andri.

Kompas TV Kemacetan Masih Terjadi di Jalur "3 in 1"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com