Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sandiaga, Lulung, dan Yusril Tawarkan Diri ke Partai Lain?

Kompas.com - 15/04/2016, 08:01 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin mendekati Pilkada DKI 2017, banyak dinamika politik yang terjadi. Langkah sejumlah loyalis sekaligus bakal cagub dari partai tertentu semakin mengejutkan karena kemudian ikut mendaftar sebagai bakal cagub di partai lain.

Abraham Lunggana dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) misalnya. Pria yang akrab disapa Lulung ini mulai bergerilya ke partai lain agar bisa masuk daftar cagub. Partai Demokrat dan PDI-P telah didatangi Lulung.

"Saya pengin tes, saya diterima enggak, elektabilitas, popularitas saya, konsep saya dalam makro Jakarta," kata Lulung setelah mendaftar di Kantor DPD PDI-P di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).

Partai Lulung memang sedang dilanda konflik. Belum terlihat pergerakan PPP untuk mempersiapkan Pilkada DKI 2017. Ketua Umum PPP hasil muktamar Jakarta Djan Faridz mengatakan ingin mendukung Yusril Izha Mahendra. Dengan demikian, semakin tipis saja harapan Lulung bisa diusung partainya.

Boleh jadi, itulah alasan sebenarnya mengapa Lulung merapat ke partai lain.

Selain Lulung ada Yusril Izha Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang, yang rajin menawarkan diri ke partai-partai lain agar dipasang sebagai cagub. Yusril telah menawarkan diri ke Partai Gerindra, PDI-P, dan Partai Demokrat. 

Partai yang dipimpin Yusril sendiri tidak mendapatkan satu pun kursi di DPRD DKI Jakarta.

Ada satu nama lagi yang mulai manawarkan diri ke partai lain, yaitu Sandiaga Uno dari Partai Gerindra. Partai Gerindra sudah jauh hari memulai mekanisme penjaringan bakan calon gubernur. Sandiaga pun sudah lama masuk bursa cagub dari Gerindra dan telah rajin menyosialisasikan dirinya kepada warga.

Selama beberapa bulan, Sandiaga mantap mengikuti proses penjaringan di partainya. Sampai akhirnya Kamis kemarin, Sandiaga tiba-tiba mengirim perwakilannya untuk mengambil formulir pendaftaran di dua partai sekaligus, yaitu PKB dan PDI-P.

Sandiaga belum bisa dimintai keterangannya soal alasannya mendaftar ke partai lain. Dia sedang berada di Perancis untuk menyelesaikan studi doktoralnya.

Strategi calon?

Kompas.com/David Oliver Purba Politisi Gerindra, Sandiaga Uno mendatangi masyarakat RT 9 RW 4 Kelurahan Sukabumi Utara, Jakarta Barat.
Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mencoba membaca fenomena orang "mengobral diri" ke partai lain dari dua sudut pandang calon.

Yunarto mengatakan, hal ini tak lebih dari strategi mencari banyak dukungan saja. Soalnya,  tidak ada partai di Jakarta selain PDI-P yang bisa mengusung calonnya sendiri. Maka, partai-partai lain harus berkoalisi. Langkah mendaftar ke banyak partai merupakan strategi untuk memenuhi syarat koalisi itu.

"Faktor pertama kan soal matematika politik saja. Di DKI kan hanya PDI-P yang bisa mengusung sendiri. Semuanya yang lain kan harus koalisi. Jadi itu faktor utama mereka, butuh tambahan partai," ujar Yunarto.

Selain itu, para bakal calon juga saling memanfaatkan kaderisasi partai yang buruk.

Semua partai, kecuali PDI-P, pada akhirnya tidak bisa mengusung calon masing-masing. Mereka pasti akan melebur atau berkoalisi untuk bisa mengusung calon tertentu.

Menurut Yunarto, dengan mendaftarkan diri di banyak partai, para bakal calon bisa memperlebar peluang untuk diusung, ketika partai-partai itu sudah menemukan koalisi nantinya.

"Jadi ini tentang bagaimana individu beruasaha meraih dukungan dari banyak partai," kata Yunarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com