Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok": Fitnah Kami "Nyolong" KTP Itu Keji

Kompas.com - 01/05/2016, 06:16 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Teman Ahok" mengklarifikasi soal tudingan mencuri kartu tanda penduduk (KTP) salah seorang warga untuk syarat dukungan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Teman Ahok, fitnah soal dianggap mencuri KTP itu keji.

"Kami nyatakan #TemanAhokNyolongKTP itu fitnah keji," kata Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).

Tudingan pencurian KTP sendiri dari akun Twitter milik @antohendardji. Anto me-mention akun @TemanAhok dengan menyebut relawan itu mencuri KTP dirinya untuk dukungan kepada Ahok.

Anto mengaku menerima pesan singkat konfirmasi pengumpulan KTP. Padahal, dirinya tidak pernah merasa mengumpulkan KTP untuk Ahok.

"Cuitan @antohendardji ini dengan cepat di-retweet oleh beberapa pihak yang memang seringkali berseberangan pandangan dengan Teman Ahok dan segera dimanfaatkan sebagai bahan fitnah melalui hestek #TemanAhokNyolongKTP," tulis Amalia.

Teman Ahok tak memungkiri pesan singkat itu dikirim oleh relawan. Pengiriman pesan konfirmasi itu berdasar dari data formulir yang masuk dan diterima Teman Ahok.

Ia mengaku heran jika ada orang yang menyebut ada pencurian KTP. Pasalnya, hingga saat ini, 125.000 pesan singkat yang dikirim untuk konfirmasi hanya terjadi karena kesalahan pemasukan data.

"Kalau dituduh curi baru kali ini," kata Amalia.

Sistem Teman Ahok saat ini diakui lebih canggih. Modal canggih itu kemudian digunakan untuk mencari data-data dari Anto. Terbukti, kurang dari 15 menit Teman Ahok berhasil menemukan data dari Anto.

Anto sendiri dalam data Teman Ahok tidak mendaftar sendiri. Berdasar penelusuran, ada satu nama lagi, yakni Suwari Hentiono. Suwari sendiri disebut sebagai ibu dari Anto. Suwari jugalah yang mengisi dan mengembalikan.

"Kuat dugaan kami, Ny Suwarti yang mengumpulkan KTP Anto. Karena tanda tangan di KTP dan form dukungan Ny Suwarti sama persis seperti yang ada di form atas nama Anto," kata Amalia.

Namun, jika kemudian ia bersikeras juga tidak mengakui pengumpulan KTP, Ny Suwarti disarankan untuk melayangkan gugatan.

"Ini kita bawa ke polisi untuk dibuktikan secara forensik. Ada ahli forensik tulisan tangan yang bisa buktikan, dan bisa jadi ada CCTV di PIM 1 yang cek di tanggal tersebut (27 Maret 2016)," kata Amalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com