Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: Saya Punya Program Aneh yang Diketawain Pendukung Ahok

Kompas.com - 04/05/2016, 06:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra cerita soal salah satu program dirinya untuk membeli sampah. Cerita itu ia sampaikan saat berbicara di hadapan puluhan warga Bidaracina.

Menurut Yusril, program beli sampah itu kemudian ditertawakan oleh para pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Saya punya program aneh, kemarin sudah diketawain sama pendukung Pak Ahok. Saya bilang kalau saya jadi gubernur saya mau beli sampah," kata Yusril, dalam sambutannya di undangan sukuran kemenangan warga Bidaracina, di Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (3/5/2016).

Yusril diketahui bagian dari tim advokasi warga Bidaracina di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terkait masalah sodetan Ciliwung-KBT. Yusril mengatakan, program itu memang benar rencananya bila terpilih jadi gubernur.

Konsepnya, ia mengajak masyarakat untuk memisahkan sampah yang punya nilai ekonomis. Misalnya, sampah organik satu kilo Rp 20.000 atau sampah kertas Rp 40.000 per kilonya. Itulah yang menurutnya akan dibeli pemerintah.

"Kalau begitu di ujung jalan situ pemerintah ada anggaran, dibeli itu sampah. Apa ibu-ibu mau buang sampah ke kali lagi?" tanya Yusril ke warga. "Enggak," jawab warga kompak.

"Ngapain buang sampah ke kali, dikumpulin, dapat duit. Makin banyak sampah dikumpulin, makin banyak dapat (uang). Ibu-ibu dapat tambahan," ujar Yusril. (Baca: Yusril Berencana Beli Sampah Warga jika Jadi Gubernur DKI)

Yusril mengaku paham soal hitungan sampah itu karena ia menangani kasus sampah di Bantargebang. Yusril adalah pengacara PT Godang Tua Jaya melawan Dinas Kebersihan DKI.

Menurut Yusril, memusnahkan sampah di Bantargebang juga perlu biaya mahal. Daripada dibayar ke swasta, lanjut dia, lebih baik mengalokasikan uangnya dengan membeli sampah warga.

Hasil sampah yang dibeli, kalau tidak dikelola pemerintah lagi, menurutnya bisa kerja sama dengan swasta. Misalnya, memberikan kertas daur ulang yang telah dipisahkan kepada pabrik daur ulang kertas.

"Kalau swasta itu pabrik kertas daur ulang senang sekali, koran, kertas, kardus, dia lumatkan jadi bubur, jadi kertas koran, dijual lagi, dimusnahin lagi, dicetak lagi, itu-itu aja," ujar Yusril. (Baca: Yusril Merasa Difitnah di Media Sosial)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com