Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Komentari Pilkada DKI, Djarot Pilih Fokus Bantu Ahok di Jakarta

Kompas.com - 04/05/2016, 08:20 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kesehariannya di Balai Kota DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat memimpin acara dan rapat yang tidak bisa dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Selain rapat pimpinan, Djarot sering mengambilalih rapat bersama DPRD DKI. Begitupun dengan rapat tim percepatan anggaran. Ketika menjawab pertanyaan wartawan, Djarot terdengar semangat menjabarkan segala hal terkait permasalahan Pemprov DKI yang baru saja dibahas dalam rapat.

Contohnya kemarin, ketika dia mengikuti rapat mediasi dengan Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) DKI Jakarta tentang arena Pacuan Kuda di Pulomas. Djarot semangat membahas itu. Namun, semangatnya berubah ketika ditanya tentang Pilkada DKI 2017.

Djarot menjadi irit bicara. Pertanyaan ditanggapi sekenanya. Misalnya saja ketika menjawab pertanyaan soal persiapannya dalam pejaringan cagub PDI-P.

"Belum, beluk mikirin kok aku," ujar Djarot singkat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (3/5/2016).

Djarot langsung mengatakan bahwa urusan Pilkada DKI 2017 sudah diatur oleh tim penjaringan partainya. Terkait masuknya nama Djarot dalam penjaringan, dia mengatakan akan mengikuti mekanisme partai.

"Udah enggak usah (dipikirkan), biar saja kan itu sudah ada mekanisme sendiri," ujar Djarot. (Baca: Djarot Tegaskan Tidak Beda Pandangan dengan Ahok)

Sebelum sempat ditanya lebih lanjut, Djarot mengatakan ada hal yang lebih penting daripada Pilkada DKI 2017. Misalnya saja mengenai equestrian (lompat kuda) yang akan dibangun di Pulomas sebagai persiapan Asian Games 2018.

"Asian Games ini malah lebih berat loh. Aku mau fokus bantu Pak Ahok dulu," ujar Djarot yang juga merupakan Ketua DPP PDI-P Bidang Organisasi dan Keanggotaan ini.

Djarot merupakan nama dari lingkungan internal PDI-P yang masuk dalam penjaringan cagub DKI. Selain Djarot, ada pula mantan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin. Keduanya muncul setelah diusulkan oleh DPC. Keduanya juga memiliki kesempatan yang sama dan akan melalui tahapan yang sama.

Nama-nama yang lolos nantinya akan diserahkan ke DPP untuk dipertimbangkan dan dipilih. PDI-P merupakan satu-satunya partai yang dapat mengajukan calon gubernur sekaligus wakil gubernur.

Pasalnya, untuk dapat mengajukan calon, diperlukan minimal 22 kursi di DPRD. PDI-P kini memiliki 28 kursi. (Baca: Djarot: Kerja Saja, Enggak Usah Macam-macam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com