JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat dianggap kerap berbeda pendapat. Namun Djarot menepis anggapan itu.
Djarot berkelakar bahwa dirinya duduk bersebelahan dengan Ahok. "Lho memang duduk saya bersebelahan, iya enggak, memang saya kan duduknya bersebelahan, masa berjauhan," ujar Djarot dengan nada guyon.
Hal itu disampaikan Djarot usai salat di Masjid Al Abror, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Jumat (22/4/2016).
Djarot, yang namanya masuk dalam daftar bakal calon gubernur DKI yang diusulkan oleh kalangan internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menepis anggapan bahwa ia beda pandangan dengan Ahok.
"Enggak (ada beda pendapat), kata siapa," ujar Djarot.
Dalam beberapa pekan terakhir, Djarot sering melontarkan kritik terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejumlah kebijakan yang dikritiknya adalah kebijakan yang merupakan gagasan Ahok.
Kebijakan-kebijakan yang dikritik Djarot misalnya gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil (PNS), kewajiban untuk menguasai aplikasi Qlue bagi Ketua RT/RW, hingga yang terbaru kritikan terhadap keberadaan petugas pemeliharaan sarana dan prasarana umum (PPSU).
Dalam hal gaji PNS, Djarot menilai besaran gaji dan tunjangan PNS DKI Jakarta terlampau tinggi. Meski pada awalnya diharapkan untuk menghindari praktik korupsi, Djarot menganggap pada kenyataannya praktik korupsi masih tetap terjadi.
"Kita harus introspeksi gaji pegawai di Jakarta. Setahun bisa menghabiskan Rp 18,6 triliun, sudah termasuk dengan gaji PHL (Pekerja Harian Lepas). Soalnya, kalau menurut hemat saya, dengan gaji segitu kan maunya tidak ada korupsi. Tapi kan tetap ada (korupsi)," kata Djarot pada awal April.
Djarot menceritakan pengalamannya selama sepuluh tahun menjadi Wali Kota Blitar di Jawa Timur. Selama dia memerintah, gaji pegawainya dinilai tidak terlalu tinggi, tetapi kinerjanya dinilai sudah memuaskan.
"Saya lebih suka bangun jiwa dan karakternya dulu nih. Lagian, dapat gaji besar, belum tentu tidak korupsi. Itu tidak berhubungan," kata Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.