JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta para lurah dan camat rajin datang ke hajatan warganya. Ia bahkan menjanjikan akan membagikan uang operasionalnya sebesar Rp 2 juta per bulan ke tiap lurah dan camat.
"Saya ingin Bapak, Ibu, hadir kalau ada undangan kawinan. Saya lagi hitung mau membagikan uang operasional. Mungkin lurah saya kasih Rp 2 juta sebulan sementara supaya hadir ke pernikahan," kata Ahok saat rapat evaluasi lurah dan camat di Balai Kota, Senin (9/5/2016).
Pernyataan Ahok itu mendapat sorak-sorai dan tepuk tangan dari 44 camat dan 247 lurah yang hadir. Kepada mereka, Ahok kemudian menceritakan kebiasaannya yang sering datang ke hajatan warga, tidak hanya pernikahan, tetapi juga melayat warga yang meninggal dunia.
"Saya kasih tahu Bapak, Ibu, saya dari kecil paling, misalnya kalau ada pernikahan atau (ada yang) meninggal, ada yang mengundang saya, saya usahakan hadir. Kalau tidak hadir pun pasti saya kirim bunga. Paling tidak saya usahakan hadir," ujar dia.
Menurut Ahok, kebiasaannya menghadiri hajatan warga sering dilakukan tanpa sepengetahuan lurah dan camat setempat. Karena itu, kata Ahok, warga yang hajatan pun ditegur oleh lurah dan camat itu.
Ahok menduga teguran diberikan karena lurah dan camat tersebut tidak sempat menginstruksikan pembersihan lingkungan di wilayahnya itu.
Atas dasar itu, ia ingin agar lurah dan camat bisa dengan sadar peduli terhadap lingkungannya setiap waktu.
"Ada lurah ngomong, 'kenapa kamu undang Gubernur enggak kasih tahu saya?' Saya juga tidak mau saya ke pesta perkawinan, bersih semua, PPSU (Petugas Prasarana dan Sarana Umum) muncul. Enggak bisa," kata Ahok.