Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Mimpi Petugas UPK Badan Air untuk Sungai di Jakarta

Kompas.com - 25/05/2016, 15:44 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sungai berwarna hitam serta sampah yang mengapung menjadi pemandangan biasa sungai-sungai di ibu kota. Image kotor dan bau langsung melintas di pikiran masyarakat saat menyebut kata kali atau sungai di Jakarta.

Image tersebut perlahan mulai terkikis, Pemprov DKI kini semakin serius untuk membenahi sungai ibu kota menjadi bersih dan jernih.

Salah satu cara dengan membentuk UPK Badan Air DKI Jakarta.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat menyampaikan mimpinya untuk menjadikan sungai ibu kota menjadi sebuah wisata air untuk memperkaya objek wisata ibu kota. Tampaknya Ahok tidak bermimpi sendirian, petugas UPK Badan Air juga memimpikan hal yang sama dengan Ahok.

Koordinator UPK Badan Air Kecamatan Tambora, Syahbani kepada Kompas.com menceritakan mimpi nya untuk menjadikan sungai yang terletak di Jakarta Barat yaitu Kali Krendang menjadi wisata air yang diminati masyarakat.

"Kami dari UPK Badang Air sangat mengharapkan agar sungai di ibu kota juga Krendang menjadi wisata Air. Kami ingin menciptakan sungai bersih tanpa sampah seperti slogan 'Jakarta Bersih, Jakarta Baru," ujar Syahbani, Rabu (25/5/2016).

Impian itu tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan untuk bisa mencapainya. Syahbani berkaca pada sungai LTC Glodok yang kondisinya jauh berubah. Anak-anak sekarang bisa bermain di sungai itu.

Untuk menjadikan sungai LTC Glodok membutuhkan waktu hingga tiga tahun. Meski warga tidak banyak membantu, Syahbani berterimakasih untuk warga yang tidak lagi membuang sampah di Kali Krendang.

Menurutnya sikap warga itu tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan antar UPK Badan Air, kelurahan, RT/RW serta masyarakat. Syahbana tidak menyangkal bahwa ada saja warga nakal yang membuang sampah sembarangan.

"Kami sudah melakukan operasi tangkap tangan. Memang sanksinya masih teguran. Kami berharap agar warga jera atas perbuatannya," ujar Syahbana. (Baca: Sungai Bersih, Apa Keterlibatan Masyarakat?)

Selain itu, Syahbana juga berharap agar Dinas Kebersihan mau untuk menambah peralatan kebersihan yang kebanyakan sudah usang dan berkarat.

Kompas TV Kali Ciliwung Dimanfaatkan Anak Bermain
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com