Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Nilai Ada yang Disembunyikan RSHJ soal Hilangnya Bayi Kembar

Kompas.com - 20/06/2016, 14:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai ada informasi yang disembunyikan pihak Rumah Sakit Harapan Jayakarta terkait kasus dugaan hilangnya salah satu bayi kembar Raudiah Elva Ningsih (37). Pasalnya, pihak RSHJ dianggap tidak memberikan penjelasan yang cukup mengenai hasil USG Raudiah dari RS Budhi Asih dan Puskesmas Pasar Minggu.

"Kenapa memberikan informasi yang tidak cukup. Kami juga tidak tahu tujuannya apa. Kalau terbukti memang bayinya satu berikan penjelasan kenapa satu, lalu mempertanyakan statement dokter RS Budhi Asih dan Puskesmas yang menyatakan kembar," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, di kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (20/6/2016).

Arist juga menilai pihak RSHJ melalui dokumen surat pengantar yang dibuat sebelum operasi persalinan menyatakan Raudiah sebagai pasien hamil kembar.

"Dokumen-dokumen USG ini yang harus dijelaskan pihak rumah sakit. Termasuk surat pengantar sebelum operasi dari Rumah Sakit Harapan Jayakarta yang juga menyatakan hamil kembar," ujar Arist.

Arist berharap, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Ikatan Dokter Indonesia memeriksa semua dokumen hasil USG Raudiah, serta menjelaskannya secara terang bederang. Arist juga memutuskan pada hari ini melaporkan kasus Raudiah ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur.

"Karena ada ancaman (tuntutan) yang diterima keluarga, kita harus ke Polres Jakarta Timur," ujarnya.

Kompas TV Pihak RS Bantah Raudiah "Ngandung" Bayi Kembar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com