Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi jika Ahok Diusung PDI-P pada Pilkada DKI?

Kompas.com - 20/06/2016, 14:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memperkirakan akan terjadi blok politik yang saling berhadapan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 jika Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diusung oleh PDI Perjuangan. Hal itu ia ungkapkan menyusul pernyataan sejumlah kader PDI-P yang menyebut partainya masih berpeluang mengusung Ahok.

"Bila akhirnya incumbent (petahana) maju dari PDI-P, kemungkinan besar koalisi partai politik akan seperti yang terjadi di pemerintahan, yakni grup Jokowi versus grup penyeimbang, seperti Gerindra, Demokrat, dan PKS," kata Hendri kepada Kompas.com, Senin (20/6/2016).

Menurut Hendri, dari hitung-hitungan kekuatan tokoh bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki dinilai masih mengantongi dukungan terbanyak. Terlebih lagi dengan statusnya sebagai bakal calon petahana yang membuat calon lainnya sulit menyaingi popularitas dan elektabilitas Ahok.

"Dari hitungan di atas kertas saat ini, mereka sulit menang dari incumbent, tapi masih ada suara diam yang bisa jadi berbelok arah dan memilih calon yang digadang grup penyeimbang itu," tutur Hendri.

Suara diam yang dimaksud oleh Hendri adalah mereka yang bukan pendukung Basuki. Pendukung Basuki yang sampai saat ini jelas terlihat disebutkan berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah ke atas, anak-anak muda, dan aktivis media sosial.

Sementara suara diam berasal dari kelompok di luar itu, dengan karakteristik yang mempertimbangkan pilihan mereka pada berbagai faktor kepentingan. Keberadaan suara diam ini disebut Hendri cukup signifikan.

Hal ini terlihat salah satunya dari hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) yang memperlihatkan tingkat elektabilitas Basuki masih di bawah 50 persen. Kemungkinan besar, kelompok di luar pemilih Basuki itu merupakan mereka yang memiliki suara diam, yaitu keputusan dalam memilih siapa calon gubernurnya belum ditentukan.

"Kelompok diam sama sekali belum terbaca. Kalaupun ada yang hasil survei Ahok di atas 50 persen, itu belum bisa melewati 60 persen, jadi kejutan masih bisa terjadi," ujar Hendri.

Kompas TV Ahok Bikin PDI-P Pecah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com