Mereka yang Membangun Jakarta Tanpa Digaji

Selamat Ulang Tahun ke-489 Kota Jakarta. Hari ini, 22 Juni, Jakarta berulang tahun. Sudah tua. Hampir lima abad usianya.

Apa kesan Anda tentang kota ini? Semakin semrawut? Tak kunjung bersih? Frustrasi oleh macet yang tak kunjung henti?

Seribu satu kekesalan tak akan habis ditumpahkan. Tetapi toh, karena berbagai alasan, dengan sejuta sumpah serapah pun kita tidak bisa meninggalkan kota ini.

Jakarta kini tengah berbenah. Sungai-sungai dibersihkan. Transportasi umum diperbaiki. Birokrasi pun dibongkar demi pelayanan publik yang lebih baik.

Masih banyak PR yang harus dibenahi kota ini. Ada persoalan banjir yang terus jadi ancaman, permukiman kumuh, kemiskinan, juga sampah. Pemerintah Provinsi DKI tentu menjadi tulang punggung bagi pembenahan kota agar menjadi lebih baik.

Namun, di luar itu, ada sekelompok orang Jakarta yang memilih menyalakan pelita ketimbang memaki dalam gelap. Mereka adalah sukarelawan kota yang mengorbankan waktu dan tenaga tanpa pamrih, juga tanpa gaji.

Ada para sukarelawan pembersih sungai. Ada para pejuang trotoar yang memperjuangkan hak pejalan kaki. Ada juga para penggerak transportasi yang mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.

Masih ada banyak cerita lain tentang mereka yang bergerak dalam komunitas-komunitas kecil demi Jakarta yang lebih baik. Siapa saja mereka?

Lihatlah kisahnya dalam sajian multimedia Visual Interaktif Kompas, Jakarta yang Menginspirasi.