Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Go-Jek Inisiatif Bikin #GerakanBersihRanjauPaku

Kompas.com - 10/07/2016, 15:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rizki (32) dan Roy (47) menenteng tali biru yang mengikat magnet berbentuk lingkaran. Di sekitar magnet, menempel paku dan besi-besi kecil lainnya.

Dengan sedikit menyunggingkan senyum, keduanya menunjukkan hasil dari memungut paku di sekitat Jalan K.H Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Minggu (10/7/2016).

Dua orang itu merupakan driver (pengemudi) Go-Jek, transportasi berbasis aplikasi. Keduanya tergabung dalam #GerakanBersihRanjauPaku yang dimotori beberapa sejumlah Go-Jek.

Rizki selaku inisiator gerakan mengungkapkan, munculnya aksi sosial ini berawal dari solidaritas terhadap sesama pengemudi. Salah satunya karena ada peristiwa mengenaskan akibat dari ranjau paku.

Saat itu, lanjut Rizki, salah seorang Lady Go-Jek, atau pengemudi perempuan, tewas setelah motornya terjatuh karena terkena ranjau paku. Pengemudi tersebut juga sedang membawa penumpang.

"Karena kami solidaritas tinggi, kami langsung berembuk untuk membuat gerakan bersih ranjau paku," kata Rizki saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Minggu.

Sebenarnya, gerakan ini sudah dilakukan dari dua bulan lalu. Namun, pengikutnya tak banyak. Rizki pun bernisiatif untuk mengikutsertakan pengemudi lain dalam gerakan sosial ini.

Rencana pun dibuat. Seruan untuk ikut berpartisipasi pun digaungkan lewat media sosial, mulai dari Facebook, Twitter dan aplikasi obrolan di telepon genggam.

Hasilnya pun memuaskan. Puluhan driver ikut serta.

Di Jalan KH Hasyim Ashari, ada beberapa driver ikut serta, seperti Deny (30) dari Tanjung Priok, Mulyono (39) dari Sunter, Muhid (23) dari Cengkareng, Ucok (30), dari Senen Jaya, Papang (37) dari Thamrin.

Roy, salah salah pengemudi Go-Jek yang diajak langaung oleh Rizki merupakan salah satu admin media sosial Facebook, Koran Gojek.

Menurut Roy, keberadaan ranjau paku cukup meresahkan pengendara. Tak sedikit pengendara kecelakaan akibat terkena ranjau paku. Apalagi, lanjut Roy, pada hari libur Lebaran, pengendara menjadi target penebar ranjau paku.

Di sisi lain, penambal ban pun memasang tarif dengan harga selangit.

"Misalnya tambal aja sampai Rp 20.000, ganti ban dalam Rp 50.000. Padahal bannya juga merk abal-abal," kata Roy.

Merasa resah, akhirnya gerakan bersih ranjau paku pun dibuat. Setiap pengemudi pun diimbau agar meluangkan waktu satu jam untuk melakukan aksi sosial bersih-bersih di tempat rawan ranjau paku.

Dana aksi ini pun murni dari kocek para pengemudi, mulai dari peralatan hingga bekal makanan dan minuman saat beraksi.

(Baca juga: Ramadhan, Go-Jek Bersihkan Istiqlal Lewat Go-Clean)

 

Kompas TV Inilah Tampilan Go-Jek Versi Ramadhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com