Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSIA Mutiara Bunda Sebut Vaksin yang Diduga Palsu Belum Sempat Digunakan

Kompas.com - 15/07/2016, 16:29 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Penanggung Jawab Vaksinasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, dr Toniman K SpA, memastikan vaksin yang diduga palsu di rumh sakit tersebut belum beredar ke masyarakat. Hal itu diungkapkan bersamaan dengan penjelasan pihak RSIA Mutiara Bunda kepada orangtua pasien soal indikasi penggunaan vaksin palsu di rumah sakit tersebut, Jumat (15/7/2016) siang.

"Pas tanggal 23 Juni kemarin, BPOM sudah ambil sampel. Kata mereka, biar aman, jangan dipakai dulu. Tunggu nanti BPOM kasih panduan yang jelas. Vaksin itu juga belum sempat dijual, sudah diambil," kata Toniman kepada Kompas.com.

Menurut Toniman, pihaknya memang biasa membeli vaksin kepada satu pihak yang disebut sebagai freelance. Pertimbangan untuk membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah.

"Jadi banyak vaksin yang sebenarnya keluaran pabrikan. Orang biasanya nawarin, kami lihat cocok atau tidak, kalau cocok baru beli," tutur Toniman.

Meski begitu, pihaknya tetap berupaya untuk menjelaskan kepada orangtua pasien anak-anak, terutama mereka yang rutin vaksin di sana. Sambil memberikan penjelasan, pihak RSIA Mutiara Bunda turut mendata orangtua pasien anak agar dapat segera mengabarkan jika ada informasi terbaru dari Kementerian Kesehatan terkait vaksin palsu.

RSIA Mutiara Bunda masuk sebagai satu dari empat fasilitas kesehatan yang disebut BPOM terindikasi menggunakan vaksin palsu. Terlepas dari empat faskes itu, juga ada belasan rumah sakit dan delapan klinik di bilangan Jabodetabek yang terkait dengan peredaran vaksin palsu.

Kompas TV Fungsi BPOM Digunduli-Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com