Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Jessica Sesalkan Sisa Bubuk Kopi yang Tidak Disita Jaksa

Kompas.com - 21/07/2016, 14:04 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016), kuasa hukum Jessica Kumala Wongso menyatakan keberatannya tentang bubuk kopi.

Keberatan yang dimaksud adalah tentang adanya sisa bubuk kopi bahan pembuat es kopi vietnam di kafe Olivier yang tidak disita oleh jaksa.

"Menurut saksi Rangga, setiap hari, ada sekian gram bubuk kopi yang ditaruh di dalam wadah ini, dan bisa buat bikin 20 kopi. Tapi, sampai pukul 18.00 hari kejadian, kan yang pesan baru delapan orang es kopi vietnam itu. Masih ada sisa cukup banyak, kenapa tidak ikut disita?" tanya salah satu kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, di tengah persidangan.

Keberatan Otto didasarkan pada keterangan Rangga Dwi Saputra, barista atau pembuat kopi yang meracik es kopi vietnam pesanan Jessica untuk Mirna.

Otto menyayangkan tidak diamankannya barang bukti tersebut karena kemungkinan ada petunjuk penting di sana.

Pihak jaksa penuntut umum (JPU) mengakui memang tidak menyita sisa bubuk kopi yang dimaksud oleh Otto. JPU mengatakan kepada majelis hakim bahwa sisa bubuk kopi tidak termasuk dalam alat bukti yang dipakai di perkara ini.

"Tidak kami sita, yang mulia," ucap Sandhy Handika, salah satu JPU.

Selain tentang bubuk kopi, kuasa hukum Jessica juga menyayangkan tidak disitanya air panas dalam teko yang dicampurkan ke dalam es kopi vietnam pesanan Jessica.

Dari kesaksiannya, Rangga menyebutkan, air panas dalam teko selalu dibuang jika didapati ada lebih setelah disajikan kepada tamu.

Namun, keterangan Rangga sempat berubah-ubah. Awalnya, dia mengaku membuang air panas di dalam teko yang dibawa pelayan bernama Agus Triyono untuk meja nomor 54, tempat Jessica berada.

Setelah menyajikan hidangan, Agus disebut membawa kembali teko berisi sisa air panas ke bar dan kelebihannya langsung dibuang Rangga.

Tetapi, ketika majelis hakim menanyakan lebih lanjut, Rangga mengaku tidak menerima teko tersebut. Dia hanya menemukan satu teko yang habis dibawa oleh Agus sebelumnya di ruang pantry.

Ketika dilihat, isi air panas dalam teko tersebut sudah kosong. Hanya ada dua teko yang digunakan para barista di kafe Olivier. Karena selalu diisi oleh air panas, maka teko tersebut hanya dicuci ketika sudah tidak digunakan lagi pada hari itu.

Kompas TV Barista Pastikan Tak Ada Campuran Lain Es Kopi Vietnam Pesanan Jessica
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com