JAKARTA, KOMPAS.com - Investigasi yang dilakukan Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik atau Ombudsman menemukan, pada April 2016 masih banyak praktik percaloan di kawasan pengujian kir kendaraan bermotor.
Menurut salah satu pimpinan Ombudsman, Ahmad Alamsyah Saragih, banyak calo yang mampu meloloskan uji kir kendaraan tidak laik jalan dengan modus mengenal orang dalam.
"Dalam uji kir kendaraan bermotor, masih ditemukan calo yang bebas menawarkan jasa maupun melakukan transaksi, tidak hanya di luar tetapi juga di dalam area kantor Dishub DKI," kata Alamsyah di Gedung Ombudsman, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2016).
Alamsyah menjelaskan, meski sudah terpampang himbauan agar tidak memberikan gratifikasi pada petugas, praktik percaloan tetap saja terjadi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pada kesempatan itu menambahkan bahwa ia mengetahui adanya jasa peminjaman ban di dekat tempat pengujian kir.
Namun Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansah, berkilah bahwa kini sudah bisa dipastikan tidak ada praktik semacam itu lagi. Sebab uji KIR kini sudah tidak dilakukan manual oleh petugas tetapi berbasis teknologi informasi.
"Uji kir sejak Juni Juli ini sudah berbasis IT sehingga tidak ada diskresi petugas untuk meloloskan lagi," ujarnya.
Ia tidak menjelaskan secara rinci teknologi yang dimaksud. Namun ia menyebut bahwa teknologi ini sulit untuk dicurangi.
"Sekarang boleh aja punya uang mau nyogok, tapi mana bisa komputer disogok," ujarnya.
Meski bebas kecurangan, Andri mengakui sistem itu memiliki kekurangan. Jika dulu satu pusat pengujian kendaraam bermotor (PKB) mampu melayani 600-700 angkutan, kini dengan sistem komputerisasi hanya mampu menampung 450 kendaraan.
Untuk menghindari antrean yang panjang di PKB, Andri mengatakan pihaknya sedang mengupayakan swastanisasi uji kir.
Ia menyebutkan, kebijakan iru berpedoman pada Peraturan Kementerian Perhubungan dan tinggal dieksekusi.
"Biar pemilik kendaraan nggak usah ngantre panjang-panjang atau dari jauh-jauh semuanya numpuk di Ujung Menteng (Jakarta Timur)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.