Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ichsanuddin Noorsy Dapat Laporan yang Salah dari Tim Pengumpul Data KTP

Kompas.com - 08/08/2016, 20:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendukung Ichsanuddin Noorsy menyatakan jumlah data KTP dukungan yang dikumpulkan tim tak sesuai dengan yang selama ini dilaporkan. Hal itulah yang menjadi penyebab gagalnya Ichsanuddin memenuhi syarat dukungan minimal untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 lewat jalur independen.

"Di luar dugaan, perhitungan jumlah KTP yang dikumpulkan berbeda dengan yang dilaporkan secara lisan," kata juru bicara Sejawat Ichsanuddin Noorsy, Zaldy Sonata, melalui keterangan tertulisnya, Senin (8/8/2016).

Zaldy menceritakan kronologi sebelum mereka datang menyerahkan data KTP ke Kantor KPU DKI pada Minggu kemarin.

Ia menyebutkan proses pengumpulan data KTP dukungan untuk Ichsanuddin dilakukan sebuah tim yang dinamakan Tim Komunitas Pendukung Ichsanuddin Noorsy (KPIN). Tim diketuai seorang bernama Budi Mulyawan.

Tim itu pula yang melakukan penghitungan data KTP sebelum diserahkan ke KPU. Menurut Zaldy, sejak Jumat lalu, para anggota Sejawat Ichsanuddin telah memantau laporan perhitungan data KTP yang dikumpulkan KPIN.

Saat itu, kata Zaldy, Budi Mulyawan menyatakan bahwa jumlah data KTP yang dikumpulkan sudah mencapai 600.000.

"Menurut seorang anggota Tim yang lain, dengan jumlah KTP yang berhasil dikumpulkan, Tim harus mempekerjakan 50 orang untuk data entry," tutur Zaldy.

Keesokan harinya, yaitu hari Sabtu, di hadapan puluhan sejawat yang berkumpul di rumah Ichsanuddin Noorsy, Zaldy menyebut Budi kembali menyatakan data KTP yang dikumpulkan mencapai 600.000.

Zaldy menyatakan, para Sejawat Ichsanuddin tidak lagi memverifikasi laporan itu karena sudah terlanjur percaya pada Budi dan timnya.

"Patut dicatat, sikap tidak memverifikasi disebabkan sikap kepercayaan atas hasil kerja Tim KPIN. Ini karena tim telah bekerja mengumpulkan KTP sejak November 2015," ujar Zaldy.

Pada Minggu kemarin, yang merupakan batas akhir penyerahan syarat dukungan, Zaldy menyebut Ichsanuddin dan pendukungnya berangkat ke Kantor KPU DKI pada pukul 13.00. Zaldy mengatakan, saat itu Ichsanuddin bertanya berkali-kali kepada Budi dan timnya apakah seluruh kebutuhan yang disyaratkan KPU DKI telah disiapkan dengan baik.

Saat itu, kata Zaldy, Budi menyatakan data KTP akan dibawa mendahului rombongan. Budi disebut berjanji akan menginformasikan waktu yang tepat untuk berangkat.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya diinformasikan bahwa keberangkatan menuju kantor KPU DKI dilakukan pada jam 13.40.

"Maka berangkatlah Ichsanuddin bersama Bakal Cawagub DKI Ahmad Daryoko dengan keyakinan bahwa hasil kerja tim telah memenuhi syarat yang ditentukan KPU. Tapi saat tiba di kantor KPU, dukungan KTP mencapai 9 dus. Ternyata, dukungan itu belum sepenuhnya terbawa. Dan karena sudah melewati jam 16.00, pihak KPU menyatakan menutup pintu atas upaya melengkapi data dukungan," kata Zaldy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com