Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengambilan Risiko Kalah demi Selamatkan APBD DKI

Kompas.com - 23/08/2016, 09:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu langkah telah ditempuh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok demi mengupayakan dirinya tidak mengambil cuti selama masa kampanye pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Senin (22/8/2016) kemarin, Ahok mengikuti sidang perdana permohonan gugatan uji materi Pasal 70 (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Salah satu alasan Ahok mengajukan permohonan uji materi aturan tersebut karena masa kampanye berlangsung pada 26 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017 atau saat penyusunan APBD DKI Jakarta 2017.

Ahok sudah berancang-ancang siap kalah jika dirinya diperbolehkan tidak mengambil cuti kampanye.

"Kalau saya lebih rela nih, kalah-kalah deh, enggak apa deh. Lo mau fitnah gue, fitnah gue deh, yang penting gue kerja, amanin APBD," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Ahok tak mempermasalahkan jika dirinya kalah pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebab, jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta masih akan berlaku hingga Oktober 2017. Dia menjamin penyusunan anggaran terawasi dengan baik hingga batas waktu tersebut.

"Saya masih keluar dengan nama yang baik. Kamu boleh fitnah saya, tapi habis itu orang akan berpikir, 'Oh benar ya Ahok. Semua yang dia bilangin sampai Oktober terealisasi semua'," kata Ahok.

Bahkan, lanjut dia, pasangan calon pemenang pilkada nantinya juga tidak bisa melakukan seremoni peresmian, pergantian pejabat, ataupun serah terima. Sebab, hingga Oktober 2017, masih dirinya yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ahok percaya diri akan dikenang baik oleh masyarakat Jakarta.

"Walaupun orang Jakarta ya kasarnya tertipulah oleh si (pemenang pasangan) calon gitu lho. Orang akan tahu, ini semua hasil karya saya, yang menyusun anggaran juga saya," kata Ahok.

"Sehingga, pada Oktober 2017 saya berhenti dari sini, saya kerja di mana pun, saya belum tua-tua banget kok. Orang akan mengenang kalau Jakarta punya ini itu karena Ahok yang jadi gubernur," ujar Ahok.

Dia meyakini bahwa masyarakat Jakarta nantinya akan memiliki standar tinggi bagi gubernur DKI Jakarta yang baru. Menurut dia, masyarakat Jakarta akan menuntut kinerja gubernur tersebut jauh lebih baik dibanding kinerja Ahok.

"Lo, gubernur yang baru kalau lima tahun enggak bisa delivery lebih baik dari gue, pasti nama lo rusak. Orang akan nantang kamu lebih banyak," kata Ahok.

Rugi tak ambil kampanye

Di sisi lain, Ahok menyadari bahwa dirinya akan merugi jika tidak berkampanye.

"Kenapa saya rugi? Nanti kamu (pesaing) ngoceh-ngoceh fitnah saya, saya enggak bisa bantah, kayak banjir segala macem. Kalau saya didebat, saya bisa jelasin, 'Eh itu yang belum beres, lihat dong foto yang sudah beres'," kata Ahok.

Hanya saja, Ahok memilih tak berkampanye selama empat bulan tersebut. Dia menginginkan sistem cuti kampanye pada Pilkada 2017 seperti Pilkada DKI Jakarta 2012 atau pada Pilkada serentak 2015. Calon petahana baru mengambil cuti saat akan berkampanye.

Adapun pada aturan ini, calon petahana wajib mengambil cuti selama empat bulan. Dia merasa aturan dalam UU Pilkada tersebut bertentangan dengan UUD 1945, yang berbunyi tiap warga negara berhak untuk mendapat pengakuan, jaminan hukum yang adil, dan perlakuan yang sama di depan hukum.

"Tapi, saya kan berhak memilih kan, mana saat penting saya harus pergi berdebat, mana saat penting urus APBD. Ini kan enggak, saya diperlakukan kayak penantang," kata Ahok.

Kompas TV Dinilai Rugikan Pemerintahan, Ahok Gugat Pasal Cuti Petahana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com