Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Tarik Birokrat DKI yang Memikat Partai...

Kompas.com - 25/08/2016, 07:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak perlu menjadi tokoh politik atau kader partai terlebih dahulu jika ingin dilirik partai politik menjadi calon kepala daerah yang akan diusung. Seperti pada Pilkada DKI 2017, pejabat Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta seolah memiliki daya tarik sendiri untuk bisa dicalonkan menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur oleh partai.

Sebut saja nama Sekretaris Daerah DKI Saefullah. Pejabat DKI eselon I ini menjadi PNS pertama yang dilirik partai untuk diusung dalam Pilkada DKI 2017. Namanya masuk ke dalam radar Partai Gerindra sejak satu tahun yang lalu.

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, sudah merekomendasikan tiga nama menjadi bakal calon wakil gubernur yang mendampinginya pada Pilkada DKI 2017. Nama Saefullah terdapat di sana dan menjadi pilihan prioritas.

"Ketiganya birokrat, dalam dua minggu ini aktif (berkomunikasi), ini mengalir saja. Saya bilang ke pimpinan partai untuk mereka dipertimbangkan, Pak Saefullah paling pertama menjadi petimbangan karena pertama kali diperkenalkan," ujar Sandiaga di Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).

PNS DKI berikutnya yang cukup menjadi gula manis bagi partai politik adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sylviana Murni. Sylviana juga menjadi salah satu PNS DKI eselon 1 yang dilirik Sandiaga untuk mendampinginya menjadi wakil gubernur.

Sebelum Partai Gerindra, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah lebih dahulu tertarik untuk menggaet PNS. Pilihan Basuki jatuh kepada Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Heru sempat digadang menjadi wakil gubernur mendampingi Basuki melalui jalur perseorangan.

Berpengalaman

Daya tarik PNS DKI sendiri terletak pada pengalamannya selama berada di dalam pemerintahan. Kombinasi tokoh politik dengan PNS dinilai cocok karena tokoh politik bisa belajar menjalankan pemerintahan dari wakilnya. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik.

"Saefullah itu birokrat tulen, punya kemampuan manajerial birokrat yang baik, Ketua PWNU DKI, Betawi," kata Taufik kepada wartawan, saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Kemudian, lanjut dia, Sylviana juga birokrat yang berpengalaman. Sylviana, kata Taufik, sudah menjalani semua tingkatan karier di Pemprov DKI Jakarta. Ia pernah menjadi staf, eselon IV, III, II, hingga eselon I. Sylviana juga bergelar profesor.

"Nah sekarang ini politik gender lagi laku banget gara-gara Hillary Clinton di Pilpres AS nih. Lagi laku calon dari perempuan dan jadi daya tarik sendiri," kata Taufik.

Sementara itu, Ahok mengatakan bahwa dia suka mengambil PNS DKI sebagai wakilnya. Sebab, dia ingin membuktikan bahwa tidak semua PNS suka korupsi. Masih banyak PNS baik yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat. (Baca: Mengapa Sandiaga Dekati Para Birokrat?)

Jika salah satu PNS DKI jadi diusung dan ikut Pilkada DKI 2017, maka mereka harus segera berhenti dari PNS DKI. Pendaftaran di KPU DKI pun tinggal sebulan lagi. Tinggal menunggu waktu, adakah PNS DKI yang mengikuti Pilkada DKI tahun 2017 nanti?

Kompas TV Ahok: Saya Pengen PNS Pulang Cepet Ajalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com