Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Ajak Partisipasi Masyarakat dalam Aplikasi "Mudik Online"

Kompas.com - 08/09/2016, 18:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto menyebutkan, konsep berbasis aplikasi Mudik Online Aman dan Nyaman (MOAN) merupakan bentuk partisipasi masyarakat untuk mengantisipasi kemacetan arus mudik.

"Harapannya masyarakat ikut berpartisipasi untuk memasukkan data mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas," kata Irjen Agung Budi Maryoto melalui keterangan tertulis seperti dilansir Antara, di Jakarta, Kamis.

Agung menuturkan, Korlantas Polri akan memperbarui data jumlah kendaraan yang melintasi seluruh jalur per bulan hingga menjelang Lebaran tahun depan.

Dengan begitu, petugas akan mengetahui jumlah kendaraan yang akan melintas pada jalur arus mudik sebulan sebelum Lebaran.

"Saya akan tahu berapa kendaraan yang mudik, kendaraan yang digunakan apa, dan kapan jadwal keberangkatannya," ujar Agung.

Setelah mengetahui data tersebut, petugas akan mengevaluasi ketika terjadi penumpukan kendaraan dengan menerapkan rekayasa arus lalu lintas atau nomor pelat ganjil-genap.

Sebelumnya, Korlantas Polri meluncurkan aplikasi MOAN tentang informasi arus mudik berbasis online guna memudahkan masyarakat terkait kepadatan kendaraan dan lonjakan penumpang.

Pengendara dapat mengunduh aplikasi MOAN itu melalui fasilitas Playstore pada telepon selular berbasis Android dan iOS.

Selanjutnya, masyarakat dapat mencari ataupun menginformasikan kondisi lalu lintas selama perjalanan arus mudik kepada masyarakat guna menghindari kemacetan.

Polisi jenderal bintang dua itu mengharapkan partisipasi masyarakat menyampaikan informasi terkait kondisi arus lalu lintas melalui aplikasi berbasis online tersebut.

Berdasarkan informasi dari pengendara itu, pengelola National Traffic Management Center (NTMC) Korlantas Polri akan menyampaikan kepada petugas di lapangan.

Selanjutnya, petugas di lapangan dapat mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas melalui rekayasa arus lalu lintas karena jumlah kendaraan yang melintasi jalur itu sudah dapat diprediksi.

Korlantas juga berencana membuat aplikasi penunjuk jalan ataupun pemberi informasi kondisi arus lalu lintas, seperti Waze.

Kompas TV Otodrive Susur Jalur Mudik 2016 - Otodrive (Bag. 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com