JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan sopir bus transjakarta dari operator Trans Batavia berencana mengadakan aksi unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan. Tindakan itu akan dilakukan jika Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tak mampu mendesak PT Trans Batavia untuk melunasi gaji mereka.
Koordinator aksi, Andrian Tampubolon, berharap aksi di depan Istana dapat didengar langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Kami akan melanjutkan sampai ke bapak Jokowi karena kami juga warga negara Indonesia. Kami bayar pajak juga, Pak. Kami akan terus perjuangkan ini sampai kami mendapatkan hak kami," kata Andrian dalam aksi unjuk rasanya di Balai Kota, Rabu (14/9/2016).
Sekitar seratusan pengunjuk rasa yang mengatasnamakan sopir PT Trans Batavia mengadakan unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu pagi.
Mereka menyampaikan pengaduan mengenai masih adanya upah yang belum dibayar oleh PT Trans Batavia. PT Trans Batavia dulunya merupakan salah satu operator layanan bus transjakarta. Namun kontraknya sudah berakhir dan tidak diperpanjang oleh PT Transjakarta.
Menurut para sopir dan para pekerja lainnya, mereka sudah tidak dipekerjakan sejak 1 Maret 2016. Pada Maret 2016, mereka hanya menerima 25 persen dari gaji yang dibayarkan.
Kemudian pada April 2016, hanya 10 persen gaji yang dibayarkan. Bahkan, pada Mei hingga Agustus, kata dia, PT Trans Batavia belum membayar gaji sama sekali.
"Upah bulan Januari dan Februari juga sebenarnya kurang karena hanya dibayar Rp 2,7 juta sesuai UMP tahun 2015. Padahal UMP 2016 sudah Rp 3,1 Juta," kata Andrian.
Para pengunjuk rasa memohon agar Ahok ikut campur tangan menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kami menuntut pada Gubernur difasilitasi untuk bisa bertemu dengan operator pemegang saham yang ada di Trans Batavia. Kami meminta pada semua operator pemegang saham untuk menyelesaikan hak pekerja yang belum mereka bayar kan selama ini," kata Andrian.