Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasetio Tidak Menyangka Pertemuan di Rumah Aguan Jadi Masalah

Kompas.com - 14/09/2016, 20:39 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menanyakan soal pertemuan di rumah Chairman Agung Sedayu, Sugianto Kusuma, kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Prasetio kembali menjelaskan mengenai pertemuan itu. Dia pun mengungkapkan tidak pernah berpikir bahwa pertemuan tersebut menjadi masalah saat ini.

"Saya dengan Pak Aguan memang sering ngobrol, sering diskusi karena saya kenal dan pernah bekerja dengan dia. Saya enggak tahu bakal begini," ujar Prasetio saat menjadi saksi sidang dugaan suap raperda reklamasi di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Rabu (14/9/2016).

Prasetio menjadi saksi atas terdakwa mantan anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi. Prasetio mengatakan, dia memang mengajak Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, Ketua Fraksi Hanura Mohamad Sangaji, dan anggota Fraksi PKS, Selamat Nurdin.

Kemudian, Taufik mengajak adiknya yang juga merupakan anggota Balegda DPRD DKI, Mohamad Sanusi. Prasetio mengatakan, dia mengajak mereka secara spontan.

"Saya spontan saja. Dari rumah mau diskusi dengan Pak Aguan. Saya telepon Selamat Nurdin, Taufik, yuk saya kenalin ke bos gua. Akan tetapi waktu itu saya enggak pikiran akan kayak gini," ujar Prasetio.

Prasetio pernah menjadi karyawan Aguan. Karena itu, ia memanggil Aguan dengan kata "bos".

Prasetio mengatakan, pertemuan itu juga berlangsung singkat. Saat datang di rumah Aguan, Prasetio memperkenalkan Aguan kepada anggota DPRD DKI lainnya yang dia ajak. Kemudian, dia dan yang lain menikmati jamuan pempek yang disediakan Aguan.

Prasetio mengatakan, ketika itu rumah Aguan juga sedang ramai sehingga tidak banyak hal yang dibicarakan dengan Aguan. Prasetio juga memastikan tidak ada pembahasan mengenai raperda reklamasi.

"Jadi dengan Pak Aguan saya memang sering sharing. Saya jaga hubungan baik saja, Pak. Saya enggak mau mentang-mentang jadi ketua Dewan, enggak pernah kontak lagi. Saya banyak belajar bisnis sama beliau," ujar Prasetio. (Baca: Aguan: Prasetio Telepon Bilang Mau ke Rumah dengan Beberapa Anggota DPRD)

Sanusi didakwa menerima suap sebesar Rp 2 miliar secara bertahap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Suap tersebut terkait pembahasan peraturan daerah tentang reklamasi di Pantai Utara Jakarta.

Selain itu, Sanusi juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang sebesar Rp 45 miliar atau tepatnya Rp 45.287.833.773. (Baca: Rekaman Ungkap Prasetio dan M Taufik Tunduk pada Permintaan Bos Agung Sedayu)

Kompas TV KPK Dalami Aliran Dana Sanusi soal Reklamasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com