Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diangkat Jadi Kapolda Metro Jaya, Mochamad Iriawan Bilang Ini Mimpi Orangtuanya

Kompas.com - 23/09/2016, 17:56 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Irjen Mochamad Iriawan resmi menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya yang baru menggantikan Irjen Moechgiyarto yang mendapat promosi jabatan sebagai Kalemdikpol.

Mantan Kadiv Propam Polri itu mengaku, posisi Kapolda Metro Jaya merupakan impian dari kedua orangtuanya. Sejak ia menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian tahun 1984, ayahnya selalu berdoa agar dirinya bisa menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Ini mimpi orangtua saya. Semoga ini bisa menjadi kado untuk ayah saya yang sudah meninggal," kata Iriawan dalam acara pisah sambut Kapolda Metro Jaya di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Jumat (23/9/2016).

Pria yang lahir di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada tahun 1962 itu mengaku sangat bangga bisa kembali ke Jakarta dengan jabatan Kapolda Metro Jaya. Ia berharap di bawah kepemimpinannya Jakarta bisa semakin aman.

"Mohon support-nya agar saya bisa menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) Jakarta. Jakarta adalah barometer negara. Kalau Jakarta aman, insya Allah yang lain aman juga," kata dia.

Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, pria yang akrab disapa "Iwan Bule" itu pernah menjabat sebagai Kapolres Tegal (2001). Setelah itu, ia pernah menjabat sebagai Irbidops Itwasda Polda Metro Jaya (2004).

Kariernya terus melonjak. Pada 2008, ia pernah menduduki jabatan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dalam jabatan itu, ia menangani kasus yang sempat menjadi sorotan publik, yaitu kasus pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnaen dengan tersangka mantan Ketua KPK Antasari Azhar.

Pada 2009, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Keamanan Trans Nasional Bareskrim Polri. Saat itu, ia sukses memulangkan terpidana kasus pajak Gayus Tambunan dari Singapura ke Indonesia.

Kariernya semakin menanjak dengan menempati posisi Kapolda Nusa Tenggara Barat (2012) dan Kapolda Jawa Barat (2013).

Sejak 2015, ia dipercaya sebagai Kadivkum Polri dan Kadiv Propam Polri (2016) sampai akhirnya Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengangkat Iriawan menjadi Kapolda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com