Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusron Wahid: Gusur Bukit Duri, Ahok Tampilkan Diri Bukan Pemimpin yang "Jaim"

Kompas.com - 29/09/2016, 12:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI 2017, yaitu Nusron Wahid, menilai keputusan menertibkan kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/9/2016) kemarin didasarkan pada kebutuhan jangka panjang masyarakat.

Nusron juga menilai, penertiban di Bukit Duri itu memperlihatkan Ahok sebagai tipe pemimpin yang tanpa pamrih, dengan tidak menghiraukan soal elektabilitas serta popularitas dirinya jelang Pilkada 2017.

"Buktinya, dia berbuat berdasarkan kebutuhan kekinian, bukan keinginan. Kalau seorang pemimpin mengedepankan sikap jaim atau jaga image, maka setiap melakukan sesuatu, selalu melihat faktor populis," kata Nusron dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/9/2016).

Nusron memberi contoh, seorang pemimpin yang tidak jaim jika dihadapkan pada pertimbangan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) maka harganya akan tetap dinaikkan. Namun, kata Nusron lagi, rata-rata pejabat publik takut dengan kebijakan yang terkesan tidak populis sehingga memilih untuk tidak menaikkan harga BBM.

"Padahal itu lebih kepada kebutuhan fiskal yang tujuannya untuk menyehatkan ekonomi. Jadi, Pak Ahok memang lain. Kalau memang benar dan on the track, dia lakukan. Tidak peduli dengan politisasi lawan politiknya," kata Nusron.

Politisi Partai Golkar itu berpendapat, untuk memimpin Jakarta saat ini, yang dibutuhkan hanyalah kerja keras dan aksi nyata. Bukan jargon maupun kata-kata indah, apalagi sekadar pemimpin yang memiliki paras menarik.

"Jakarta ya butuh kerja nyata, meski tidak populer. Daripada sok populis, tapi tidak delivered dan masalah tidak teratasi," kata dia.

Nusron berharap, kebijakan Ahok yang menertibkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta selama ini dapat dinilai secara positif. Apa lagi jia wilayah yang ditertibkan turut andil dalam menghambat aliran air hingga menyebabkan banjir di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com