Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pemenangan Ahok-Djarot Akan Gunakan Strategi Berbeda dari Pilkada 2012

Kompas.com - 04/10/2016, 19:51 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Susunan tim pemenangan pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat telah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Wakil ketua tim pemenangan Ahok-Djarot, Dono Prasetyo, mengatakan, pihaknya akan melakukan konsolidasi setelah mendaftar ke KPU DKI.

"Akan kita rapatkan dalam tim ini karena kita baru hari ini juga mengirim (susunan tim pemenangan) ke KPUD. Setelah itu, kita konsolidasi membuat strategi pemenangan," ujar Dono di Kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).

Dono menuturkan, strategi pemenangan pada Pilkada DKI 2017 akan berbeda dengan Pilkada DKI 2012. Pada Pilkada kali ini, tim pemenangan akan menonjolkan kinerja Ahok-Djarot selama memimpin Jakarta.

"Saat itu (Pilkada 2012) kan dia (Ahok) sebagai pendatang. Sekarang kita ingin melihatkan pada publik bahwa apa yang dilakukan Pak Ahok adalah kerja yang sudah nyata," kata sekretaris jenderal Seknas Jokowi pada Pilpres 2014 itu.

Terkait dengan hasil survei yang menyatakan elektabilitas Ahok terus menurun, Dono menyebut tidak khawatir. Yang terpenting adalah kinerja yang telah dilakukan Ahok dan strategi yang akan digunakan pada Pilkada 2017 mendatang.

"Kita tidak lihat elektabilitas, kita lihat kepuasan kerja. Indeks itu yang kita ingin tonjolkan karena sekarang Pak Ahok, petahana ini ingin tunjukkan kinerjanya," ucap Dono.

Dono berharap, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahok dan Djarot terus meningkat. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan tingkat elektabilitas dan kesukaan terhadap Ahok tetap unggul dibanding bakal calon gubernur lainnya.

Namun, peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby, mengatakan, dari tiga kali survei, tren Ahok terus menurun. Dari survei pada Maret 2016, Ahok masih perkasa dengan tingkat elektabilitas 59,3 persen. Tingkat kesukaan kepada Ahok 71,3 persen. (Baca: Tren Elektabilitas Ahok Disebut Menurun, Tim Pemenangan Tak Khawatir)

Pada survei berikutnya, yaitu pada Juli 2016, trennya turun. Elektabilitas Ahok menjadi 49,1 persen dan tingkat kesukaan menjadi 68,9 persen. Sementara itu, survei pada Oktober 2016, elektabilitas Ahok terus turun menjadi 31,4 persen dengan tingkat kesukaan 58,2 persen.

Kompas TV Mencari Pemimpin Jakarta - Satu Meja eps 159 bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com