JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi memuji keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengucapkan permintaan maaf kepada umat Islam terkait ucapannya yang dinilai sejumlah pihak melecehkan kitab suci.
Menurut Fayakhun, permintaan maaf Ahok itu menunjukkan kebesaran jiwanya sebagai pemimpin.
"Meminta maaf untuk sebuah kesalahan adalah lumrah. Tapi meminta maaf karena alasan lebih mengedepankan keharmonisan hidup berbangsa, itu kebesaran jiwa. Dan Ahok menunjukkan itu," ujar Fayakhun, melalui pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (10/10/2016)
(Baca: Ahok Minta Maaf kepada Umat Islam)
Fayakhun sangat yakin Ahok meminta maaf karena ingin menjaga suasana harmoni di DKI Jakarta. Ia juga berharap masyarakat berpikir jernih saat menerima informasi yang berkembang.
Anggota Komisi I DPR RI itu mengajak semua pihak untuk mewaspadai provokasi yang mungkin terjadi bersamaan dengan dimulainya tahapan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Fayakhun lalu mendorong semua pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta dan para pendukungnya untuk menjaga suasana kondusif dan mengedepankan adu gagasan.
"Kehidupan harmoni berbangsa dan bernegara terlalu mahal untuk dikorbankan demi kepentingan politik di Pilkada DKI ini," katanya.
(Baca: Ahok Berjanji Tak Akan Lagi Kutip Ayat Kitab Suci)
Pada Senin (10/10/2016), Ahok mengucapkan permintaan maaf kepada umat Islam terkait ucapannya yang dinilai sejumlah pihak melecehkan kitab suci.
"Saya sampaikan kepada semua umat Islam atau kepada yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam atau apa," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Ahok lalu menyatakaan bahwa ia bukanlah orang yang anti atau memusuhi agama tertentu, termasuk Islam.
Ia mengatakan, selama pemerintahannya, banyak madrasah yang mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Bukan saya mau ria (pamer) ya, sekolah-sekolah Islam yang kami bantu izin berapa banyak, termasuk KJP (Kartu Jakarta Pintar) untuk madrasah, termasuk kami bangun masjid," ujar dia.
Ucapan Ahok yang dianggap banyak pihak menyinggung umat Islam disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Saat itu, Ahok menyatakan tidak memaksa warga Kepulauan Seribu untuk memilih dirinya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok mengatakan itu disertai ucapan yang mengutip Al Quran surat Al Maidah ayat 51.