Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cagub-Cawagub DKI Beda Pandangan soal Uang Operasional

Kompas.com - 31/10/2016, 08:45 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta memiliki penilaian dan cara berbeda dalam memanfaatkan uang operasional gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta.

Adapun uang atau tunjangan operasional merupakan fasilitas yang didapat gubernur dan wakil gubernur selain gaji pokok.

Besaran uang operasional itu adalah 0,1-0,15 persen dari total pendapatan asli daerah (PAD) DKI tiap bulannya. Tunjangan operasional diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 2010 mengatur soal insentif serta PP Nomor 109 Tahun 2000 mengatur tunjangan operasional.

Soal uang operasional ini, calon petahana gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kerap menggunakannya untuk mengirim bunga pernikahan, memberi angpau pernikahan, membayar gaji staf ahli, hingga menebus ijazah warga yang mengadu kepadanya.

Ahok juga memberikan uang operasionalnya kepada sekretaris daerah dan para wali kota. Besarannya, Rp 100 juta per bulan untuk sekda dan Rp 50 juta per bulan untuk para wali kota.

Jumlah uang operasional yang diterima Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta mencapai puluhan miliar rupiah.

Berbeda dengan Ahok, cagub DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, berjanji akan mengurangi 30 persen uang operasional gubernur tiap bulannya. Agus menilai biaya operasional gubernur DKI Jakarta terlalu besar.

"Lebih baik, kami alokasikan anggarannya untuk program pro-rakyat lainnya," kata Agus, saat menyampaikan pidato politik, di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).

(Baca: Agus Janji Kurangi 30 Persen Uang Operasional jika Terpilih Jadi Gubernur DKI)

Sementara itu, calon wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berjanji tak akan mengambil gaji dan uang operasional bila terpilih menjadi wakil gubernur DKI Jakarta 2017-2022 nanti.

Pengusaha ini akan menyumbangkan gaji serta uang operasional ke anak yatim dan kaum dhuafa melalui Rumah Zakat dan Dompet Dhuafa.

Menurut Sandiaga, gaji dan uang operasional tidaklah begitu penting. Ia bersyukur karena sudah memiliki rezeki yang cukup dan akan meningkatkan kontribusi kepada masyarakat Jakarta.

"Enggak ada yang masuk ke kantong saya (gaji dan uang operasional akan disumbangkan)," kata Sandiaga.

Kompas TV Kritik Tim Anies-Sandi terhadap Petahana - Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com