Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11.756 Keluarga di Jakarta Selatan Bergantung pada WC Umum

Kompas.com - 02/11/2016, 15:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Jakarta Selatan mengungkapkan, ada 11.756 rumah tangga yang masih menggunakan jamban komunal atau WC umum di wilayah tesebut. Selain itu, ada 72 rumah tangga yang tercatat tak memiliki jamban.

Kepala KPMP Jakarta Selatan, Kelik Miyarto, mengatakan rumah tanpa jamban ada di permukiman padat penduduk. Keluarga miskin yang tinggal di rumah-rumah petak dan minim lahan biasanya terpaksa mengorbankan kamar mandi atau kamar WC.

"Mereka rumahnya hanya satu kamar yang multifungsi, di situ dipakai ruang tamah, ruang keluarga, ruang tidur, sama dapur juga. Akhirnya jambannya ramai-ramai," kata Kelik saat ditemui di kantornya, Rabu (2/11/2016).

Kelik mengatakan WC umum memiliki resiko kesehatan seperti diare, tipus, dan penyakit menular lainnya. WC umum menuntut penggunanya untuk menjaga kebersihannya dengan baik.

"Kelemahannya jamban komunal, ketika antre panjang terus hajat tidak bisa ditahan, juga jika ada warga yang jorok pakainya," kata Kelik.

Wilayah dengan rumah tanpa jamban maupun jamban komunal terbanyak ada di Pancoran, yaitu kelurahan Cikoko yang dilintasi Sungai Ciliwung. Sebanyak 55 keluarga tak memiliki fasilitas buang air besar.

Sementara wilayah dengan jamban komunal terbanyak terdapat di Kecamatan Tebet, yang padat penduduk.

Meski tak ideal, jamban komunal justru menjadi jawaban di permukiman yang tidak memiliki kamar WC. Kelik mengatakan jamban komunal masih lebih baik daripada tanpa fasilitas buang air besar sama sekali.

"Jika tidak punya jamban sudah pasti dampaknya lebih fatal karena mereka bisa mandi, cuci, kakus di kali," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com