Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Izinkan Sanusi Hadiri Pemakaman Ibunya, Sidang Ditunda Kamis

Kompas.com - 07/11/2016, 14:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis hakim mengizinkan terdakwa kasus dugaan suap raperda reklamasi dan kasus pencucian uang, Mohamad Sanusi, menghadiri pemakaman ibunya yang meninggal, Senin (7/11/2016) pagi ini. Sanusi diberikan izin keluar sementara dari tahanan.

"Kami sudah bermusyawarah, hari ini permohonan Saudara akan melayat atau takziah ke ibu kandung Saudara, dikabulkan. Jadi sidang hari ini ditiadakan," kata Ketua Majelis Hakim Sumpeno di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (7/11/2016).

Seharusnya hari ini Sanusi mengikuti sidang kasusnya dengan agenda pemeriksaan saksi.

Sanusi diberi izin keluar tahanan hingga proses pemakaman selesai. Setelah itu, Sanusi harus kembali ke rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) cabang Guntur, Jakarta Selatan.

Setelah berdiskusi dengan kuasa hukum dan jaksa, hakim juga memutuskan untuk menggelar sidang selanjutnya pada Kamis (10/11/2016) mendatang. Sementara untuk pekan depan, sidang digelar pada Senin seperti biasanya.

"Sidang berikutnya, Kamis 10 November (2016)," kata Sumpeno.

Usai sidang, Sanusi bergegas meninggalkan ruang sidang untuk menghadiri pemakaman ibunya.

Sanusi merupakan adik kandung dari Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Mohamad Taufik. Ibu Sanusi dan Taufik, Enok Zahara, meninggal pada Senin ini pukul 09.04 WIB di RSPAD.

"Akan diberangkatkan pukul 14.00 WIB menuju Banten," kata Taufik tentang jenazah ibu mereka.

Sanusi didakwa telah menerima suap sebesar Rp 2 miliar secara bertahap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Suap tersebut terkait pembahasan peraturan daerah tentang reklamasi di pantai utara Jakarta.

Sanusi juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang sekitar Rp 45 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com