JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menceritakan tentang aksi bersih-bersih sampah setelah aksi unjuk rasa 4 November lalu. Dia mengatakan, Dinas Kebersihan sudah langsung menurunkan pasukan oranye untuk membersihkan sampah yang tersisa.
"Janji saya ke Pak Plt Gubernur, sebelum ayam berkokok sampa sudah bersih se-Jakarta," ujar Isnawa kepada Kompas.com, Senin (7/11/2016).
Itu sebabnya, Isnawa ikut turun langsung membantu pasukan oranye atau PPSU memungut sisa sampah. Isnawa bersyukur karena sampah sisa demo tidak terlalu banyak.
Sampah-sampah itu selesai dibersihkan hanya dalam hitungan jam, dibantu dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman serta unit pengelola kawasan Monas.
"Sedikit, Mbak (sampahnya), saya tahu persis, kan saya paling subuh," ujar Isnawa.
Khusus untuk kawasan DPR dan MPR, Isnawa mengakui penanganannya agak terlambat. Itu karena masih ada pedemo pada pagi harinya. Isnawa juga bersyukur ada kesadaran pedemo untuk mengumpulkan sampah mereka sendiri melalui sebuah komunitas.
Hal tersebut memudahkan Dinas Kebersihan DKI untuk membereskan sampah-sampah itu. Isnawa mengatakan, ada 75 ton sampah yang dikumpulkan PHL Dinas Kebersihan dari sisa aksi lalu.
Sampah-sampah itu berupa botol, stereofoam, kayu, batu, dan plastik. Isawa mengatakan, penumpukan sampah tersebar di beberapa titik, seperti Masjid Istiqlal, Istana Merdeka, Balai Kota, Stasiun Gambir, Bundaran HI, Patung Tani, dan kawasan Gajah Mada.
Dinas Kebersihan mengerahkan 500 pekerja harian lepas untuk membuat Jakarta bersih kembali. Dinas Kebersihan menggunakan 31 roadsweeper, 7 truk compactor, 15 truk sampah, 8 kendaraan lintas pikap, 11 bus toilet, dan 4 toilet kontainer.