Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Ahok Diminta Tidak Berdayakan Petugas Dinas Kebersihan DKI

Kompas.com - 21/11/2016, 18:14 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono meminta tim sukses calon gubernur nomor dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama untuk tidak lagi memberdayakan petugas kebersihan untuk membersihkan sampah di dalam rumah.

Karena ia menilai permintaan untuk membersihkan sampah di dalam rumah merupakan permintaan yang berlebihan.

Menurut Sumarsono, petugas kebersihan DKI tidak dilarang menindaklanjuti laporan untuk membersihkan sampah di titik-titik keramaian, tak terkecuali di lokasi kampanye. Namun, area yang dibersihkan harusnya hanya di bagian luar bangunan.

"Kalau mau bersihkan silakan, tapi tugasnya di luar. Di dalam rumah itu masing-masing yang punya rumah. Jadi enggak boleh lebay juga," kata Sumarsono di Gedung DPRD DKI, Senin (21/11/2016).

Sebelumnya, beberapa petugas kebersihan dari Kecamatan Gambir dan Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat terlihat membersihkan taman belakang di area bagian dalam rumah relawan Ahok di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin pagi.

Selama Ahok menerima aduan warga, mereka terlihat telaten memunguti dan memasukkan sampah ke dalam kantong plastik berukuran besar. Soni menyatakan akan memperingatkan jajaran pejabat di Dinas Kebersihan agar kejadian serupa tidak terulang.

"Saya yakin mereka tidak tahu dan tidak bermaksud secara politik. Hanya pengen membersihkan saja. Akan diperingatkan," ujar Soni.

Tim pemenangan Ahok-Djarot membantah telah menginstruksikan petugas Dinas Kebersihan untuk membersihkan sampah di Rumah Lembang. (Baca: Pasukan Oranye Bersihkan Rumah Lembang)

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga di kawasan Menteng sudah dilakukan sejak lama, tak terkecuali di rumah di Jalan Lembang yang kini jadi rumah relawan Ahok.

"Jadi bahwa selama ini memang semua rumah di Menteng diambil oleh petugas kebersihan dengan pola 'jali-jali'," kata Isnawa kepada Kompas.com, Senin siang.

Dia mengatakan, pola pengambilan sampah oleh PHL Dinas Kebersihan hanya berlaku bagi warga Menteng, Jakarta Pusat, saja.

"Iya, Menteng itu kan kawasan elite. Enggak ada yang mau jadi tukang gerobak di sana, ya dilayani pakai truk sampah," kata Isnawa.

Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com